Paris, Purna Warta – Ribuan warga Prancis yang menentang kebijakan pengiriman senjata ke Ukraina berbaris melalui kota Paris pada hari Minggu (26/2), dalam sebuah aksi unjuk rasa pasifis kedua yang diadakan di ibu kota Prancis dalam dua minggu terakhir.
Baca Juga : Liga Arab menuju Rekonsiliasi Penuh dengan Suriah; Bagaimana Turki dan AS?
Protes juga berlangsung di puluhan tempat lain di seluruh Prancis, kata seorang demonstran dari partai The Patriots sebagaimana dilansir dari Iran Press. Demonstran membawa bendera dan spanduk nasional bertuliskan, “Demi Perdamaian”, “Tidak untuk Perang Dunia Ketiga”, dan “Ayo Keluar dari NATO“.
Florian Philippot, seorang aktivis Euroskeptic yang menyerukan aksi unjuk rasa, mengatakan bahwa pembicaraan damai adalah satu-satunya jalan keluar dari konflik Ukraina. Dia memperingatkan bahwa pasokan senjata Prancis ke Ukraina hanya membawa semua orang lebih dekat ke perang dunia ketiga.
Philippot mengatakan fakta bahwa Uni Eropa telah mengadopsi 10 putaran sanksi terhadap Rusia dalam setahun menunjukkan bahwa pembatasan tidak berhasil. Dia mengkritik Prancis dan Eropa karena mengikuti Amerika Serikat secara membabi buta, bahkan setelah negara itu tampaknya meledakkan pipa gas penting di bawah Laut Baltik.
Dia juga mengecam NATO, sebuah mesin militer yang seharusnya dibongkar pada akhir Perang Dingin dan itu hanya bagus untuk memulai konflik. Dia mengatakan NATO akan membuat China berbaris untuk menjadi musuh berikutnya karena retorika Taiwan terus memanas.
Baca Juga : Menlu Iran: JCPOA Gagal karena AS Salah Perhitungan
Di saat yang sama, aksi serupa juga terjadi di Inggris, Italia dan sejumlah negara Eropa lainnya. Penolakan terhadap perang dan ajakan pada perdamaian adalah isu utama dari aksi-aksi demonstrasi tersebut.