Purna Warta – Beberapa ratus orang berbaris melalui kota Bavarian Nuremberg pada hari Senin, memprotes langkah Berlin untuk menyediakan Ukraina dengan senjata berat, termasuk tank Leopard 2. Peserta menyuarakan kekhawatiran bahwa Jerman dapat terseret ke dalam perang besar-besaran dengan Rusia sebagai akibatnya.
Dalam aksi tersebut para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan dan menabuh genderang. Salah satu spanduk yang tertangkap kamera bertuliskan “We are the red line.”
Aparat kepolisian mengawasi aksi tersebut, tanpa ada bentrokan atau penangkapan.
Berbicara kepada Ruptly, salah satu pengunjuk rasa mengatakan kepada Russia Today bahwa “Ukraina tidak akan mampu membayar” senjata yang disediakan oleh Barat.
“Jika kami orang Jerman terlibat dalam perang, dan saya pribadi tidak berperang dengan Rusia, maka bagi kami orang Jerman, berdasarkan sejarah, itu adalah tanda terburuk yang dapat kami kirimkan,” tambah pria itu kepada koresponden Russia Today.
Menurut pengunjuk rasa, “tidak ada perang yang harus diikuti oleh Jerman, baik dengan pengiriman senjata atau apa pun, karena jika tidak, Jerman akan berada di tengahnya lagi.” Lebih lanjut iamengatakan bahwa kebijakan pemerintah Jerman ini adalah apa yang “diinginkan Amerika”.
Pengunjuk rasa lainnya mengeluhkan bahwa “jika keadaan terus seperti ini” Jerman mungkin akan mendorong terjadinya “perang dunia ketiga”.
Pawai itu digelar beberapa hari setelah Kanselir Scholz mengumumkan keputusannya Rabu lalu untuk mengirim empat belas tank Leopard 2A6 dari stok Jerman ke Kiev. Berlin juga mendorong negara lain yang memiliki perangkat keras untuk melakukan hal yang sama.
Pengumuman tersebut menandai perubahan besar oleh Jerman, yang selama berbulan-bulan menolak memberikan tank Ukraina, dengan alasan risiko eskalasi yang tidak terkendali.
Namun, dalam beberapa pekan terakhir, tekanan terhadap Berlin meningkat baik dari AS maupun beberapa negara anggota NATO lainnya seperti Polandia. Kamis lalu, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengungkapkan bahwa kendaraan lapis baja Jerman diharapkan tiba di Ukraina pada awal Maret. Sementara itu, Scholz, mengomentari keputusan tersebut, menjelaskan bahwa tujuan Berlin di negara Eropa timur tersebut adalah untuk memastikan bahwa Rusia tidak “berhasil mengubah perbatasan melalui kekerasan.”
Source: RT