Rai al-Youm: Iran Perkuat Pertahanan Udara dengan Bantuan China dan Rusia Setelah Serangan Agresif Israel-AS

Rayil yaum

London, Purna Warta – Media daring Rai al-Youm, yang berbasis di London, dalam sebuah artikel analisis yang ditulis oleh Abdel Bari Atwan membahas pernyataan Pemimpin Tertinggi Iran kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump, terkait isu nuklir dan genosida di Gaza. Dalam tulisannya disebutkan:

Baca juga: Otoritas Palestina Tinggalkan Korban Terluka dan Keluarga Syuhada

“Dari pernyataan luar biasa yang disampaikan Pemimpin Tertinggi Iran pada hari Senin lalu saat bertemu dengan sekelompok pemuda Iran peraih medali olimpiade internasional, dapat dirasakan bahwa Iran telah beralih dari fase pertahanan dan kesabaran strategis menuju fase konfrontasi langsung dengan Amerika Serikat dan rezim Zionis.”

Artikel Rai al-Youm tersebut melanjutkan bahwa dalam serangan terkerasnya terhadap Presiden AS Donald Trump, Ayatollah Ali Khamenei berkata:

“Siapa Anda hingga berhak menentukan apakah Iran boleh memiliki industri nuklir atau tidak? Situasi di kawasan ini bukan urusan Anda. Ini adalah puncak dari kesombongan dan arogansi Anda — mungkin berhasil di beberapa negara Arab, tetapi dengan karunia Tuhan, tidak akan berpengaruh sedikit pun pada rakyat Iran.”

Cemoohan Khamenei terhadap Trump dan kebohongan klaimnya soal “perang melawan terorisme” serta “upaya perdamaian” mencapai puncaknya ketika beliau bertanya:

“Apakah pembunuhan lebih dari 20 ribu anak dan bayi di Jalur Gaza merupakan perang melawan terorisme? Apakah mereka dan keluarga mereka, lebih dari 50 ribu orang, adalah teroris? Teroris sejati adalah Amerika Serikat, yang menebarkan perang dan kematian di Timur Tengah — jika tidak, mengapa pangkalan-pangkalan militernya berada di kawasan ini?”

Pentingnya pernyataan tersebut terletak pada waktu dan sumbernya — yakni dari pemimpin tertinggi sekaligus pengambil keputusan utama Iran, penentu perang dan damai bagi negaranya.

Baca juga: .Bocornya Dokumen Saudi untuk “Hari Setelah Perang Gaza”; Replika Rencana Netanyahu

Pernyataan itu disampaikan bersamaan dengan pengumuman Ali Larijani, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, yang menyatakan bahwa “Iran telah membatalkan perjanjian kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).”
Langkah cepat tersebut merupakan tanggapan langsung terhadap sanksi ekonomi baru Barat yang dipimpin AS, yang disahkan dengan menyalahgunakan mekanisme snapback setelah berakhirnya kesepakatan nuklir yang ditandatangani pada September 2015 dan dibatalkan oleh pemerintahan Trump pada 2017.

Dalam analisis selanjutnya disebutkan bahwa pemimpin tertinggi Iran meyakini serangan versi kedua dan ‘revisi’ dari upaya gabungan AS–Israel yang gagal pada Juni lalu sudah sangat dekat. Karena itu, beliau memutuskan untuk mengumumkan keadaan siaga nasional dan memobilisasi opini publik.

Seorang analis militer senior Barat yang baru saja kembali dari Teheran mengatakan dalam wawancara tertutup bahwa:

“Ada kemungkinan besar Iran akan mengambil langkah pertama untuk memulai perang melawan Israel dan pangkalan-pangkalan Amerika di kawasan, dan tidak akan menunggu serangan ganda AS-Israel.”

Analis itu menambahkan bahwa Iran telah memperkuat kelemahan pertahanan dan sistem udaranya setelah serangan agresif sebelumnya dari Israel dan Amerika Serikat — dengan bantuan China dan Rusia — dan kini menjadi jauh lebih tangguh.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh fakta bahwa Pemimpin Tertinggi secara terbuka berbicara mengenai hal ini di hadapan para atlet Iran, menekankan beberapa poin penting dalam pesannya — baik kepada rakyat Iran maupun kepada AS dan Israel:

Kegagalan Amerika Serikat mencapai tujuannya menghancurkan fasilitas nuklir Iran dalam serangan terakhir, serta jawaban Iran terhadap unjuk kekuatan Trump dengan sindiran: “Teruskan saja berkhayal.”

Peringatan atas kekalahan besar Israel dalam perang 12 hari sebelumnya, ketika rudal-rudal Iran berhasil menembus sistem pertahanan udara Tel Aviv dan menghancurkan pusat-pusat vitalnya — sesuatu yang tidak pernah dibayangkan oleh pihak Zionis.

Rudal-rudal Iran sepenuhnya buatan dalam negeri dan terus berkembang. Laporan militer Barat menunjukkan bahwa Iran kini memiliki lebih dari 19 kapal selam buatan lokal — jauh melampaui Israel yang hanya memiliki tujuh — dan kapal-kapal ini “tidak dapat dilacak,” serta berpotensi memainkan peran besar jika perang berikutnya pecah.

Iran, kata artikel tersebut, sepenuhnya menyadari bahwa serangan ganda Israel–AS di masa depan tidak akan terbatas dan bahkan akan lebih menghancurkan. Berdasarkan pemahaman baru inilah, strategi militernya kini disusun ulang.

Gencatan senjata rapuh di Gaza dan peningkatan serangan terhadap Hizbullah di Lebanon dipandang sebagai bagian dari fokus menuju kemungkinan agresi besar terhadap Iran. Karena itu, media Israel kini kembali menayangkan wawancara lama para komandan militernya yang menyerukan agar “ancaman utama, yakni Iran, harus dihancurkan, bukan hanya sekadar memotong tangan-tangannya.”

Pengumuman Ali Larijani pada Selasa, 29 Mehr 1404 (21 Oktober 2025), tentang pembatalan kerja sama dengan IAEA, bisa menjadi tanda awal pembebasan Iran dari seluruh komitmen nuklir sebelumnya.

Kata-kata kuat Pemimpin Tertinggi Iran di akhir pidatonya menegaskan:

“Kesombongan Amerika mungkin berhasil di beberapa negara (mengacu pada sebagian negara Arab), tetapi tidak akan pernah berpengaruh pada rakyat Iran.”

Pernyataan tersebut, tulis Rai al-Youm, menjadi indikasi akan babak baru dan masa depan yang jauh berbeda bagi Iran dan kawasan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *