Putin: UE Lebih Butuh Rusia Daripada Kita Membutuhkannya

Putin UE Lebih Butuh Rusia Daripada Kita Membutuhkannya

Moskow, Purna Warta Moskow telah menunjukkan ketahanan sejati dengan tidak tunduk pada tekanan asing, kata Presiden Vladimir Putin, seraya menyatakan bahwa Rusia adalah “negara mandiri”, yang perekonomiannya tumbuh meskipun ada sanksi, sementara negara-negara anggota UE hidup melalui “ masa-masa sulit.”

Baca Juga : Dewan Keamanan Setujui Resolusi Usulan Amerika terhadap Ansarullah

Presiden menyampaikan pernyataan tersebut dalam pertemuan dengan penduduk wilayah Chukotka di Timur Jauh Rusia pada hari Rabu. Putin antara lain ditanyai tentang ancaman yang diterima oleh kelompok sukarelawan lokal yang mendukung militer negara tersebut di tengah konflik yang sedang berlangsung dengan Ukraina, RT melaporkan.

Presiden menekankan bahwa masyarakat Rusia sering menerima ancaman dari luar negeri, namun “hal ini tidak membuat kami takut.” Dia menyarankan UE untuk fokus pada masalah domestik mereka.

“Mereka harus memikirkan diri mereka sendiri, apa yang akan mereka makan besok, apa yang akan mereka kenakan,” kata Putin, seraya menambahkan, “Mereka semua mempunyai banyak masalah yang tidak sesuai dengan masalah kita.”

Baca Juga : PBB: Serangan Israel Terhadap Pemimpin Hamas Melanggar Aturan Internasional

“Bahkan negara-negara maju di Eropa sedang mengalami masa-masa sulit. Kita tumbuh dan mereka mengalami kemunduran… Ternyata, mereka lebih bergantung pada kita dibandingkan kita bergantung pada mereka,” lanjutnya.

Rusia menjadi negara yang paling terkena sanksi di dunia setelah melancarkan operasi militernya di negara tetangganya pada bulan Februari 2022. Banyak negara Barat telah menerapkan beberapa kali sanksi besar terhadap Moskow, dengan pembatasan terbaru yang menargetkan perdagangan berlian di negara tersebut.

Meskipun Putin tidak menyebutkan satu negara tertentu, pernyataannya tampaknya mengacu pada situasi di negara yang sudah lama menjadi pusat kekuatan UE, yaitu Jerman. Menurut laporan baru Bloomberg, yang mengutip data dari Kantor Statistik Federal Jerman, negara tersebut kemungkinan telah memasuki resesi, dengan penurunan produksi industri selama enam bulan berturut-turut di bulan November.

Baca Juga : Kata’ib Hizbullah: Irak Peringatkan AS dan Israel Pada Serangan Terhadap Lebanon dan Yaman

“Data produksi bulan November yang mengecewakan dan penurunan ekspektasi bisnis baru-baru ini menunjukkan awal tahun yang sulit bagi industri,” tulis Bloomberg. Meskipun perekonomian negara ini diperkirakan akan menunjukkan hasil yang sedikit lebih baik pada kuartal pertama tahun ini, namun mungkin akan mengalami penurunan lebih jauh lagi pada tahun 2024, para ekonom Bloomberg memperingatkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *