London, Purna Warta – Puluhan ribu demonstran pro-Palestina membanjiri jalan-jalan London dalam demonstrasi nasional pertama yang diselenggarakan oleh Kampanye Solidaritas Palestina sejak Perdana Menteri Sunak mengkritik anggapan adanya gangguan ekstremis dan kriminalitas dalam demonstrasi tersebut.
Baca Juga : Warga Palestina Prediksi Kekerasan Israel di Kompleks al-Aqsa Selama Ramadhan akan Meningkat
Komentar Sunak, yang dipandang sebagai kritik terselubung terhadap demonstrasi pro-Palestina, mendapat kecaman dari para demonstran. Sundari Anitha, 50 tahun, menyatakan dukungannya terhadap Palestina dan mengkritik pendekatan pemerintah, dengan menyatakan, “Mereka memperluas konsep ekstremisme untuk menyerang hak masyarakat untuk melakukan protes.”
Anitha lebih lanjut menyoroti apa yang dia anggap sebagai dasar Islamofobia, dan menyatakan bahwa pemerintah yang mengasosiasikan Muslim dengan ekstremisme telah mempermudah mereka untuk menyebut aktivisme pro-Palestina sebagai ekstremis.
Protes tersebut menyusul insiden baru-baru ini di Gaza di mana sedikitnya 112 orang tewas dan 760 orang terluka setelah massa yang putus asa berkumpul di sekitar truk bantuan dan tentara Israel melepaskan tembakan. Anitha menekankan betapa mendesaknya situasi ini, dengan menyatakan, “Kami hanya berdiam diri dan membiarkan seluruh penduduk kelaparan.”
Nick Laws, 47, mengkritik Sunak dan mengungkapkan rasa frustrasinya atas kurangnya empati dari pemerintah.
Baca Juga : LSM Tuntut Denmark Berhenti Mengekspor Senjata ke Israel
Nadia Spurr, 71, menggambarkan gambar dan peristiwa di Gaza sebagai hal yang “memilukan” dan mengkritik para pemimpin dunia karena kelambanan mereka. Dia menyerukan protes terus berlanjut sampai situasi membaik.
Demonstrasi ini menandai protes nasional kesepuluh untuk Palestina yang diselenggarakan oleh Kampanye Solidaritas Palestina.