Kiev, Purna Warta – Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Amerika Serikat, ABC News, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengaku sudah kehilangan minat untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO yang menurutnya menjadi sumber pemicu Rusia melancarkan operasi militer atas negaranya.
Dilansir dari kantor berita RIA Novosti, Selasa (8/3) Zelensky bahkan mengatakan, pemerintah Ukraina tidak akan berlutut kepada pimpinan NATO, dengan alasan apa pun.
Baca Juga : Kemenhan Rusia: Ukraina Gunakan Warga Sipil sebagai Tameng Manusia
Masalah bergabung dengan NATO sudah ditetapkan dalam konstitusi Ukraina pada tahun 2019, dan salah satu syarat yang diminta Rusia untuk mengakhiri operasi militer di Ukraina adalah kembalinya Kiev ke status non-blok.
Pada saat yang sama Presiden Ukraina mengatakan bahwa pemerintah Kiev dapat merundingkan dan berdamai dengan cara hidup masyarakat Krimea dan Donetsk di masa depan.
Sebelumnya Presiden Rusia mengatakan, operasi khusus di Ukraina dilakukan untuk melindungi masyarakat yang menjadi sasaran intimidasi dan genosida oleh Kiev selama delapan tahun.
Baca Juga : Serangan Rusia Picu Terbakarnya Reaktor Nuklir Terbesar di Eropa
Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan, selama operasi militer di Ukraina, pasukan Rusia melumpuhkan infratruktur militer negara itu, dan tidak menyerang pemukiman warga sipil.