London, Purna Warta – Pemberitaan RIA Novosti melaporkan pernyataan von der leyen di Uni Eropa bahwa “Prioritas langsung kami adalah mengatasi krisis energi yang berisiko menjadi krisis ekonomi dan sosial. Sudah di KTT tahun lalu, saya berbicara tentang ketidakberlanjutan sistem energi, yang masih didominasi oleh bahan bakar fosil.”
Sejak 2021, harga energi dan inflasi di negara-negara UE telah melonjak sebagai bagian dari tren global.
Setelah dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina pada bulan Februari, Uni Eropa mengadopsi beberapa paket sanksi terhadap Moskow. Hal ini mendorong kenaikan harga energi, dan menempatkan keamanan energi pada agenda global dan nasional, serta mendorong banyak pemerintah Eropa untuk mengambil langkah-langkah darurat.
Uni Eropa telah mencari alternatif untuk gas alam Rusia karena telah berjanji untuk mengakhiri ketergantungannya pada bahan bakar fosil dari Moskow.
Tagihan utilitas yang tidak terjangkau dan kesenjangan yang semakin besar antara gaji dan biaya hidup mendorong banyak orang Eropa untuk memprotes, dengan demonstrasi yang berlangsung setiap minggu sejak awal kebijakan sanksi terhadap Rusia.