Kopenhagen, Purna Warta – Polisi Denmark menahan 20 demonstran pada hari Senin setelah mereka meminta perusahaan pelayaran besar Maersk untuk menghentikan pengangkutan peralatan militer ke Israel, yang telah melakukan operasi di Gaza sejak Oktober 2023. Pihak berwenang menggunakan pentungan dan gas air mata untuk membubarkan demonstran, media lokal melaporkan.
Baca juga: Pengeboman Israel Sebabkan Runtuhnya Sebagian Kompleks Perumahan di Gaza
“Kami mencoba menggunakan dialog untuk membuat para demonstran meninggalkan area tersebut, itu adalah area pribadi. Dan pada akhirnya, dialog terhenti dan kemudian kami harus menggunakan cara yang diperlukan untuk mengusir para demonstran dari area tersebut,” kata seorang juru bicara polisi Denmark.
Di antara mereka yang berdemonstrasi di kantor pusat Maersk di Kopenhagen adalah aktivis iklim Swedia Greta Thunberg.
“Kami di sini untuk menuntut agar Maersk menghentikan semua pengangkutan senjata dan komponen senjata ke Israel,” kata Thunberg.
“Mereka harus mengakhiri semua kontrak dan investasi yang mendukung genosida dan pendudukan Palestina,” imbuhnya.
Thunberg, tokoh kunci dalam gerakan iklim “Fridays for Future”, telah berpartisipasi dalam beberapa protes pro-Palestina sejak pecahnya konflik.
Maersk membantah bahwa pengiriman tersebut mencakup “senjata atau amunisi,” dengan menyatakan bahwa pengiriman tersebut terdiri dari peralatan terkait militer sesuai dengan perjanjian keamanan AS-Israel.
Baca juga: Pasukan Israel Tangkap 50 Warga Palestina di Tepi Barat
“Pengiriman ini berisi peralatan terkait militer dan berasal dari kebijakan AS di bawah program kerja sama keamanan AS-Israel. Kargo tersebut telah disaring dan mematuhi hukum yang berlaku,” kata Maersk kepada AFP.