Amsterdam, Purna Warta – Sabtu (13/01) Polisi menyatakan telah menangkap 3 orang yang memprotes unjuk rasa berizin PEGIDA yang melakukan pembakaran Al-Quran di Belanda.
Baca Juga : Australia Memanas, Suhu Tinggi Dapat Membakar Wilayah Timur dan Barat
Bentrok di belanda terjadi antara polisi dan grup yang mengintervensi demonstrasi diadakan oleh Edwin Wagensveld pemimpin PEGIDA atau organisasi patriot eropa melawan islamisasi barat.
Polisi mengatakan bahwa ada sekelompok orang melakukan protes terhadap unjuk rasa pembakaran Al-Quran yang sah oleh PEGIDA dimana mereka sudah mendapatkan izin unjuk rasa dari pemerintah kota Arnhem.
Kelompok tersebut berusaha mengintervensi yang berujung berhentinya unjuk rasa kata polisi. Lebih dari itu ada 3 orang yang ditangkap karena melawan dan 3 aparat mengalami luka ringan.
Adapun pemimpin PEGIDA berada dibawah lindungan aparat keamanan.
Baca Juga : Warga Paris Terlibat di Kharkov, Kemenlu Russia Panggil Dubes Prancis
Ahmed Marcouch mayor kota Arnhem mengatakan bahwa di Belanda pembakaran kitab suci tidak dilarang. Marcouch menyebutkan bahwa perkara tersebut meskipun bisa mempengaruhi orang, melakukan kekerasan tidak bisa ditoleransi.
Di belanda mayor memiliki otoritas untuk melarang unjuk rasa jika dirasa mengganggu ketertiban umum.
Yildirim Usta, anggota dewan dari partak Denk di Arnhem mengkritik Marcouch dalam statemennya yang membolehkan PEGIDA menyerang Al-Quran.
Usta mengkritik kelalaian terhadap penyerangan terhadap quran oleh PEGIDA, ia menyebutnya sebagai kejahatan dengan kedok kebebasan berpendapat.
Ia menunjukkan ketidakpuasan terhadap polisi yang menangani demonstran muslim serta mengumumkan akan mengambil inisiatif dan langkah yang lebih tegas di dewan pemerintahan dalam melawan kejahatan kebencian.
Ini bukan kali pertama Wagensveld melakukan penistaan terhadap Al-Quran. Pada 22 Oktober 2022 PEGIDA hendak melakukan demonstrasi namun dibatalkan karena Wagensveld ditangkap polisi. Ia dibebaskan di hari yang sama kemudian hari berikutnya ia hendak melakukan aksi yang sama di Hague namun lagi-lagi ditangkap polisi karena tidak menaati aturan unjuk rasa.
Baca Juga : Reorganisasi AI, Google Konfirmasi Pemecatan lebih dari 1.000 Karyawan Pekan Ini
Wagensveld pada 22 Januari 2023 melakukan perobekan Al-Quran dibawah perlindungan polisi dan pada 13 Februari tahun yang sama melakukan perobekan lagi dalam sebuah unjuk rasa di Utrecht.
Pada 18 Agustus dan 23 September 2023 Wagensveld melakukan unjuk rasa perobekan Al-Quran di depan kedutaan besar Turki di Hague. Hal ini menimbukl