London, Purna Warta – Sebuah badan amal pendidikan Inggris yang bekerja sama dengan pemerintah telah mengaitkan tingkat ketidakhadiran yang tinggi di lembaga pendidikan di seluruh Inggris dengan apa yang digambarkannya sebagai “perumahan yang tidak aman, tidak sesuai dan berkualitas buruk”.
Dukungan Sekolah-Rumah (School-Home Support, SHS), yang membantu murid-murid di Inggris untuk mengatasi hambatan pendidikan, melaporkan bahwa 19 persen anak-anak yang bekerja dengannya pada tahun ajaran ini menyebut akomodasi (tempat tinggal) mereka sebagai penghalang utama untuk bersekolah.
Baca Juga : Nakba Tidak Berakhir Pada Tahun 1948; Palestina Masih Menderita Perampasan Dan Apartheid
Angka tersebut, yang tahun lalu mencapai 11 persen, menandai peningkatan tahun-ke-tahun sebesar 73 persen.
Studi ini dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran atas tingkat ketidakhadiran yang lebih tinggi di banyak sekolah di Inggris sejak pandemi COVID-19.
Responden penelitian ini termasuk anak-anak yang keluarganya mungkin terpaksa pindah ke akomodasi sementara atau tempat pengungsian darurat demi keselamatan mereka sendiri dan tiba-tiba berada jauh dari sekolah.
SHS mengatakan bahwa perumahan yang buruk juga menyulitkan siswa untuk belajar karena tidak ada ruang untuk belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah.
Tanggal terbaru dari Departemen Pendidikan (DfE) mengungkapkan bahwa ketidakhadiran pada semester musim semi tahun ini tetap 50 persen lebih tinggi daripada sebelum pandemi sementara pada 2021-22, lebih dari satu dari lima siswa sekolah menengah “terus-menerus absen”, kehilangan 10 persen atau lebih sesi.
Menurut SHS, dua masalah utama lainnya yang memengaruhi kehadiran di sekolah adalah perasaan dan perilaku, yang disebutkan oleh 27 persen responden, serta kepercayaan diri dan harga diri, yang disebutkan oleh 25 persen.
Data diambil dari 383 anak muda yang bekerja sama dengan badan amal tersebut pada periode musim gugur dan musim semi 2022-2023.
Baca Juga : Ribuan Demonstran Berunjuk Rasa Protes Kabinet Ekstremis Perdana Menteri Israel
Chief executive officer SHS, Jaine Stannard, menyerukan untuk menyediakan sekolah dengan dana yang dibutuhkan untuk memungkinkan mereka memberikan dukungan pastoral serta mengejar ketertinggalan akademik bagi anak-anak yang berjuang untuk terlibat.
“Jika Anda tinggal di akomodasi sementara bermil-mil jauhnya dari sekolah atau bermalam di dalam mobil, itu perlu menjadi pembicaraan prioritas,” Stannard menekankan. “Tidak ada perbaikan cepat… Dengan mengatasi penyebab mendasar dari kehadiran yang buruk sejak awal, kami dapat mencegah masalah agar tidak meningkat.”