Moskow, Purna Warta – Presiden Rusia Vladimir Putin melayangkan peringatan kerasnya terhadap anggota NATO, Polandia, dan mengatkan bahwa negara tersebut menyimpan ambisi teritorial di negara bekas Uni Soviet, Belarusia.
Pemimpin Rusia itu membuat pernyataan kerasnya dalam pertemuan Dewan Keamanan di Rusia pada hari Jumat, memperingatkan bahwa setiap agresi terhadap sekutu Rusia, dalam konteks ini, Belarusia, akan dinilai sebagai serangan terhadap Rusia sendiri.
Baca Juga : Penodaan Alquran: Iran Tidak Akan Terima Duta Besar Swedia Yang Baru
Pernyataan Presiden Putin telah meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut dan memicu kekhawatiran atas potensi konfrontasi militer.
Tanggapan Moskow terhadap setiap agresi yang dirasakan terhadap Belarus telah dinyatakan secara cepat dan komprehensif serta dengan menggunakan semua cara yang Rusia miliki.
Hal tersebut muncul dari keputusan Polandia untuk memindahkan unit militer ke perbatasan timurnya setelah muncul laporan tentang pasukan tentara bayaran Wagner Rusia yang tiba di Belarusia, yang memiliki hubungan kuat dengan Rusia.
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki turun ke media sosial untuk mengecam tuduhan tersebut dan menekankan komitmen Polandia untuk hidup berdampingan secara damai.
Baca Juga : Ansarullah: Pernyataan, Tidak Cukup untuk Mengutuk Penodaan Terhadap Al-Qur’an
Dia menuliskan, “Stalin adalah penjahat perang, dan patut disalahkan atas kematian ratusan ribu orang Polandia. Kebenaran sejarah tidak bisa diperdebatkan.”
Menanggapi situasi yang meningkat, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius telah menyatakan kesiapan Jerman dan NATO untuk mendukung Polandia dalam mempertahankan sayap timur aliansi militer tersebut.
Pistorius berkata, “Kami berdiri dalam solidaritas dengan Polandia selama masa-masa sulit ini.”
Di saat ketegangan antara Rusia dan Polandia mulai memanas, situasi berubah ketika kepala suku Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengumumkan dalam sebuah video bahwa para pejuangnya akan menghentikan sementara keterlibatan mereka dalam konflik Ukraina.
Sebaliknya, dia memerintahkan mereka untuk fokus melatih tentara Belarusia untuk operasi potensial di Afrika.
Baca Juga : Reaksi Ansarullah Yaman terhadap Penodaan Terhadap Al-Qur’an
Karena situasinya tetap berubah-ubah, pengamat internasional terus memantau perkembangan di wilayah tersebut. Kehadiran senjata nuklir taktis Rusia di Belarus, menurut laporan terbaru, semakin menambah kompleksitas situasi.
Sampai sekarang, media diplomasi tetap terbuka, dan baik Rusia maupun Polandia didesak untuk mengambil peran dalam dialog tersebut guna mencegah eskalasi permusuhan.
Komunitas internasional mengawasi dengan cermat peristiwa yang sedang berlangsung, berharap resolusi damai dapat dicapai.
Mengingat keseriusan situasi, para ahli dan diplomat menekankan pentingnya menemukan titik temu dan menjaga komunikasi terbuka untuk mencegah potensi bencana di wilayah tersebut.
Baca Juga : 1 Pemuda Palestina Gugur dan 4 Lainnya Luka-Luka Saat Pasukan Israel Menyerang Nablus