London, Purna Warta – Ribuan pengunjuk rasa sekali lagi turun ke jalan di London untuk mengutuk kekejaman Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan menuntut penghentian segera perang genosida yang dilakukan rezim tersebut di wilayah yang terkepung.
Para pengunjuk rasa berbaris dari Russell Square ke Trafalgar Square pada hari Sabtu (30/3), ketika mereka mengecam dukungan Inggris terhadap Israel di tengah genosida rezim yang sedang berlangsung di Gaza dan mendesak pemerintah untuk melarang penjualan senjata ke Tel Aviv.
Para peserta demonstrasi, yang diselenggarakan oleh Kampanye Solidaritas Palestina (PSC), juga menyerukan gencatan senjata di Gaza dan lebih banyak bantuan untuk wilayah yang diblokade.
Ben Jamal, salah satu penyelenggara mengatakan, “Kami akan terus melakukan pawai dan menambahkan bahwa para peserta menginginkan gencatan senjata permanen dan lebih banyak bantuan untuk dikirimkan ke warga Palestina di Gaza.”
“Kita sudah tahu bahwa 70 persen masyarakat Inggris menurut jajak pendapat mendukung tuntutan yang kita buat,” katanya.
Seorang pensiunan pekerja sosial berusia 65 tahun yang berpartisipasi dalam demonstrasi tersebut juga mengatakan kepada AFP, “Saya pikir penting bagi rakyat Palestina untuk mengetahui bahwa masyarakat mendukung mereka, bahwa mereka tidak sendirian.”
Unjuk rasa pada hari Sabtu, yang merupakan demonstrasi ke-11 sejak Israel melancarkan kampanye berdarah di Gaza, bertepatan dengan peringatan Hari Tanah, sebuah peristiwa yang diperingati setiap tanggal 30 Maret sejak tahun 1976, ketika enam warga Palestina dibunuh oleh pasukan Israel selama protes menentang perampasan tanah mereka.
Ratusan ribu orang secara rutin berkumpul di jalan-jalan ibu kota Inggris untuk menyerukan diakhirinya perang genosida Israel sejak awal Oktober tahun lalu.
Awal bulan ini, puluhan ribu orang berunjuk rasa menuju kedutaan AS di pusat kota London untuk menuntut penghentian segera permusuhan Israel di Jalur Gaza.
Mantan pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn, yang juga ikut dalam demonstrasi tersebut, mengatakan bahwa demonstrasi tersebut “sangat besar dan kami berada di sini karena kami terkejut dengan pemboman yang masih terjadi di Gaza.”
Israel melancarkan perang di Gaza pada 7 Oktober 2023, setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melakukan Operasi Badai Al-Aqsa terhadap entitas perampasnya sebagai pembalasan atas kekejaman rezim yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.
Agresi Israel sejauh ini telah menewaskan sekitar 32.623 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 75.092 lainnya.
Rezim Tel Aviv juga telah memberlakukan “pengepungan total” terhadap wilayah tersebut, memutus bahan bakar, listrik, makanan dan air bagi lebih dari dua juta warga Palestina yang tinggal di sana.