London, Purna Warta – 50.000 pengungsi dari Ukraina yang sedang dilanda konflik saat ini dapat kehilangan tempat tinggal tahun depan, tetapi para menteri Inggris menolak untuk menawarkan paket dukungan baru untuk mengimbangi bencana yang akan datang, The Guardian melaporkan pada hari Minggu (28/8).
Baca Juga : Pejuang Palestina Baku Tembak Dengan Pasukan Israel Di Tepi Barat
Karena krisis biaya hidup yang berkelanjutan telah membuat kendala keuangan dan politik di Inggris dan tanpa akhir yang terlihat dari konflik melawan pasukan pro-Rusia, disamping itu adanya kekhawatiran tambahan bahwa peran pemerintah terhadap skema rumah untuk Ukraina akan terlihat bulan depan (September 2022) ketika pengaturan penempatan pengungsi selama enam bulan berakhir tanpa ide alternatif selanjutnya.
Dalam perencanaan skema, yang dimulai pada bulan Maret, pengungsi Ukraina dicocokkan dengan sponsor yang setuju untuk menampung mereka selama enam bulan dan dibayar £350 ($411) per bulan.
Namun, menurut peringatan yang dikeluarkan oleh sejumlah organisasi saat kontrak awal berakhir, para pengungsi Ukraina akan menghadapi masalah relokasi di Inggris yang dapat memicu kenaikan bencana tunawisma.
Analisis oleh badan amal anak-anak Barnardo’s, Buruh dan Demokrat Liberal, mengatakan bahwa berdasarkan umpan balik dari sponsor pengungsi, antara 15.000 dan 21.000 orang Ukraina bisa menjadi tunawisma pada musim dingin dan akan meningkat menjadi lebih dari 50.000 pada pertengahan tahun depan.
Baca Juga : Venezuela Dan Kolombia Memulihkan Hubungan Diplomatik Penuh Setelah 3 Tahun
Satu kelompok, Pengungsi di Rumah, mengatakan angka itu bisa lebih tinggi karena kombinasi tekanan, termasuk tagihan energi, inflasi yang melonjak dan kenaikan suku bunga.
“Angka mengejutkan ini mengungkapkan skala krisis yang akan menimpa keluarga pengungsi yang datang ke Inggris di bawah skema Homes for Ukraina,” tegas Lisa Nandy, sekretaris shadow leveling-up.