Moskow, Purna Warta – Terkait dengan intervensi AS di kawasan, seorang pejabat rusia mengungkapkan bahwa Eropa ditakdirkan oleh Amerika Serikat untuk menkalani kelaparan dan kedinginan.
“Amerika Serikat tidak akan berhenti untuk mempertahankan kekuasaannya atas dunia dengan menjatuhkan kesejahteraan warga dan ekonomi negara-negara Eropa untuk mencapai tujuan ini,” Ketua Duma Negara Rusia Vyacheslav Volodin, seperti yang dikutip oleh media pemberitaan Rusia RT pada hari Jumat (19/8).
Volodin mencatat bahwa gas alam di AS berharga $333 per 1.000 meter kubik. “Pada saat yang sama, Washington menjualnya ke Eropa dengan harga 7,3 kali lebih tinggi, yang membuat ekonomi UE tidak kompetitif,” tulisnya dan menambahkan bahwa tingkat inflasi tahunan zona euro telah mencapai rekor 8,9 persen.
Baca Juga : Terorisme Medis AS Sebabkan Korban Pada Pasien EB Iran
Dia mengatakan keputusan Eropa untuk memutuskan hubungan ekonomi dengan Rusia “telah dibuat di bawah tekanan Washington.”
Negara-negara Eropa sangat bergantung pada minyak dan gas Rusia untuk memasok energi.
Namun, “operasi militer khusus” Rusia di Ukraina pada akhir Februari mendorong negara-negara Eropa yang dipimpin oleh AS untuk memutuskan hubungan dengan Rusia, dengan demikian, menjerumuskan ekonomi mereka ke dalam krisis.
Orang Eropa memutuskan untuk memutuskan hubungan dengan minyak dan gas Rusia, dan mengklaim pemasok energi Rusia tidak dapat diandalkan.
Jerman menghentikan proyek pipa gas Nord Stream 2, yang dirancang untuk menggandakan aliran gas Rusia yang langsung menuju Jerman, sebagai tanggapan atas kampanye militer Rusia di Ukraina.
Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak memperingatkan segera setelah larangan Jerman terhadap energi Rusia, bahwa langkah itu “benar-benar tidak masuk akal”, dan memperingatkan konsumennya akan menghadapi kesulitan yang ekstrem.
“Kenaikan harga energi mungkin tidak dapat diprediksi lagi,” tegasnya.
Baca Juga : Analis: Sistem Pendidikan Inggris Lahirkan Kesenjangan Sosial
“Saya ingin menekankan bahwa ketidakmampuan penuh para pembuat keputusan Eropa karena kebijakan yang disalahpahami dan kurangnya perencanaan strategis menyebabkan hasil ini,” jelasnya.
Awal bulan ini, Uni Eropa menyetujui rencana yang akan melihat negara-negara anggotanya mengurangi konsumsi gas sebesar 15 persen dalam upaya untuk mengatasi krisis energi.