Paus Fransiskus Kutuk Pembakaran Al-Qur’an Baru-baru Ini Sebagai Tindakan Biadab

Paus Fransiskus Kutuk Pembakaran Al-Qur'an Baru-baru Ini Sebagai Tindakan Biadab

Roma, Purna Warta Paus Fransiskus mengecam pembakaran Al-Qur’an baru-baru ini di Swedia dan Denmark sebagai tindakan “biadab”, dengan mengatakan tindakan penghujatan seperti itu mencegah dialog antar negara.

Paus membuat pernyataan itu dalam sebuah surat pada hari Selasa (1/8), sebagai tanggapan atas ulama Syiah Argentina Abdul Karim Paz, perwakilan yayasan Islam Argentina.

Baca Juga : Lagi, Amerika Curi Sumber Daya Alam Suriah

Pekan lalu, Abdul Karim Paz mengirim surat kepada kepala Gereja Katolik, di mana dia mengutuk tindakan berulang kali membakar salinan kitab suci umat Islam dan mengatakan itu bertentangan dengan kesatuan agama-agama Ibrahim.

“Kisah pembakaran Al-Qur’an benar-benar tindakan biadab. Kasus-kasus ini merugikan dan mencegah dialog yang matang di antara orang-orang,” tulis Paus menanggapi.

Paus Fransiskus telah mengutuk tindakan Pembakaran Al-Qur’an tersebut, mengungkapkan “kemarahan dan rasa jijik” atas tindakan tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar berbahasa Arab UEA al-Ittiha pada awal Juli, Paus menolak mengizinkan penodaan Alquran dengan dalih “kebebasan berbicara.”

Pernyataannya muncul setelah Swedia mengizinkan penodaan salinan Alquran di luar masjid Stockholm.

Selama sebulan terakhir, kitab suci umat Islam telah menjadi sasaran tindakan penodaan oleh elemen ekstremis beberapa kali di Swedia dan Denmark, yang pemerintahnya telah menyetujui dan membenarkan penghinaan seperti “kebebasan berekspresi.”

Baca Juga : Israel Kesampingkan Konsesi Apa pun Kepada Palestina Untuk Amankan Normalisasi Saudi

Tindakan asusila telah memicu kemarahan seluruh komunitas Muslim di seluruh dunia. Beberapa negara telah memanggil atau mengusir duta besar Swedia dan Denmark.

Negara-negara Nordik menyesalkan penodaan Al-Qur’an tetapi mengklaim bahwa mereka tidak dapat mencegahnya di bawah undang-undang konstitusional yang melindungi kebebasan berbicara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *