Ottawa, Purna Warta – Pemimpin umat Katholik dunia, Paus Fransiskus, melakukan lawatan ke Kanada untuk meminta maaf atas skandal sekolah pribumi.
Vatikan menjalankan Sekolah Perumahan Pribumi di Kanada dalam dua abad terakhir dengan tujuan mengasimilasi anak-anak pribumi ke dalam masyarakat.
Sekitar 150.000 anak pribumi dipisahkan dari keluarga mereka dan dibawa ke sekolah seperti penjara, dimana mereka menjadi sasaran pelecehan, pemerkosaan dengan kondisi kekurangan gizi. Banyak anak-anak meninggal dan dikuburkan di kuburan tak bertanda.
Baca Juga : Bennett Tolak Tawaran Jabatan Menlu Israel
Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang disponsori pemerintah yang menyelidiki masalah ini, pada tahun 2015 menggambarkan kekejaman Gereja tersebut terhadap penduduk asli First Nation, Inuit dan Metis sebagai “genosida budaya”.
Paus berusia 85 tahun itu menggambarkan kunjungannya ke Kanada sebagai “ziarah penyesalan” dari “penyembuhan dan rekonsiliasi” untuk secara pribadi meminta maaf kepada para penyintas atas peran Gereja dalam kekejaman itu.
Pada bulan April, perwakilan masyarakat adat Kanada bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan, meminta permintaan maaf atas pelecehan dan kematian anak-anak di sekolah yang dikelola oleh Gereja Katolik.
Pemimpin umat Katolik dunia yang telah menderita penyakit lutut dan ligamen meradang yang memaksanya untuk menggunakan tongkat atau kursi roda dalam perjalanan baru-baru ini, yang akan diterima secara resmi pada hari Minggu (24/7) di bandara internasional Edmonton oleh Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
Baca Juga : Lagi, Koalisi Saudi Sita Kapal Yaman
Setelah melakukan misa dengan puluhan ribu umat di Edmonton pada hari Selasa, Fransiskus akan menuju 75 kilometer barat Edmonton ke situs ziarah penting, Lac Sainte Anne.
Linda McGilvery, yang berusia 68 tahun dari Saddle Lake Cree Nation dekat Saint Paul, sekitar 200 kilometer sebelah timur Edmonton berkata, “Saya tidak akan berusaha keras untuk menemuinya.”
“Bagi saya ini agak terlambat, karena banyak orang menderita dan para imam dan biarawati sekarang telah meninggal,” kata McGilvery, yang telah menghabiskan delapan tahun masa kecilnya di salah satu sekolah.
“Berada di sekolah asrama, saya kehilangan banyak budaya nenek moyang saya, selama bertahun-tahun,” katanya kepada AFP.
Setelah kunjungan ke Kota Quebec dari 27-29 Juli, Francis akan mengakhiri tur Kanadanya di Iqaluit, rumah bagi populasi Inuit terbesar di Kanada, di mana ia akan bertemu dengan mantan siswa sekolah perumahan, sebelum kembali ke Italia.
Baca Juga : Apakah Putin Mampu Merubah Peta Pertarungan di Tehran?
Sekitar 44 persen penduduk Kanada dilaporkan beragama Katolik, sementara 18 persen dikatakan Protestan. Muslim membentuk 3,2 persen dari 38 juta penduduk Kanada.