Moskow, Purna Warta – Kementerian pertahanan Rusia mengatakan tentara negara itu memerangi Ukraina di benteng terakhir di kota flashpoint Bakhmut di timur Ukraina.
Kementerian memberikan informasi tersebut dalam sebuah pengarahan pada hari Jumat (22/4) dan mengatakan pasukan Rusia terlibat melawan Ukraina di bagian barat kota, yang telah diidentifikasi sebagai bagian terakhir dari kota yang masih dikuasai oleh pasukan Kiev.
Pertempuran memperebutkan kota telah berlarut-larut selama berbulan-bulan.
Kiev mengakui bahwa pasukan Rusia telah membuat beberapa kemajuan dalam pertempuran sengit untuk Bakhmut, tetapi tetap mengklaim bahwa situasinya terkendali.
“Keputusan dibuat sesuai dengan kepentingan militer,” tulis Wakil Menteri Pertahanan Hanna Malyar di aplikasi Telegram.
Rusia telah melakukan apa yang disebutnya operasi militer khusus terhadap tetangganya sejak Februari lalu. Moskow mengatakan operasi itu bertujuan untuk menghentikan penganiayaan Kiev terhadap penduduk pro-Rusia di Ukraina timur dan untuk “melucuti” republik bekas Soviet itu.
Kiev, sejak awal konflik, telah menekan sekutu Baratnya untuk bantuan aliran senjata canggih yang konstan dan semakin meningkat.
Operasi Rusia di Bakhmut sangat bergantung pada perusahaan keamanan Wagner, yang komandannya Yevgeny Prigozhin yang memperingatkan tentang prospek serangan balik Ukraina.
“Barat telah menyerahkan 230 tank dan 1.500 kendaraan lapis baja lainnya. Perangkat Ini sudah cukup untuk memberikan perlawanan serius,” katanya.
Pada hari Rabu, Amerika Serikat mengumumkan paket keamanannya yang ke-36 untuk Ukraina sejak dimulainya perang, yang menjadikan total bantuan militer AS untuk pemerintah Kiev menjadi lebih dari $35,4 miliar pada waktu itu.
Namun, para pejabat Rusia telah berulang kali memperingatkan bahwa persenjataan Kiev lebih lanjut hanya akan memperpanjang konflik.