Negosiator Ukraina Dibunuh Oleh Aparat Keamanan Ukraina

Negosiator Ukraina Dibunuh Oleh Aparat Keamanan Ukraina

Kyiv, Purna Warta Seorang anggota parlemen Ukraina mengklaim pada Sabtu malam (5/3) bahwa seorang anggota tim negosiator Ukraina telah tewas dalam putaran pertama pembicaraan dengan Rusia karena sebuah pengkhianatan.

Menurut Sputnik, anggota parlemen, Ukraina Alexander Dubinsky telah mengklaim bahwa Denis Kryev, seorang anggota delegasi Kiev pertama yang berbicara dengan Rusia Senin lalu, dibunuh oleh dinas keamanan Ukraina.

Baca Juga : Satu Tersangka Dalam Teror Martir Qasem Soleimani Terpilih Jadi Dubes AS di Yaman

Belum ada konfirmasi resmi dari informasi ini, tetapi media pemberitaan Ukraina telah menerbitkan foto yang tampaknya menunjukkan seorang negosiator terbunuh. Menurut sumber media Ukraina, pembunuhan itu terjadi di dekat pengadilan Pechersk.

Para pejabat Rusia dan Ukraina mengadakan pembicaraan putaran pertama untuk menyelesaikan krisis Ukraina di wilayah Gomel, Belarusia pada tanggal 28 di tengah operasi militer khusus Moskow di Ukraina.

Pembicaraan putaran kedua diadakan di Belarus, dan kedua belah pihak menyepakati pembuatan koridor kemanusiaan untuk evakuasi warga sipil Ukraina, serta pengiriman makanan dan obat-obatan. Menurut pihak Ukraina, putaran ketiga pembicaraan akan diadakan dalam beberapa hari mendatang.

Baca Juga : Putin: Sanksi Barat Terhadap Rusia Adalah Deklarasi Perang

Dalam sebuah wawancara dengan mitranya dari Saudi, Menteri Luar Negeri Rusia, saat memeriksa perkembangan di Ukraina, mengatakan bahwa tujuan Moskow adalah untuk melucuti Ukraina dan menyingkirkan Nazi.

Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan pada hari Jumat (4/2) bahwa Moskow tidak memiliki niat buruk terhadap negara tetangganya, “Kami telah menunjukkannya berkali-kali kepada mereka dan kami siap untuk menunjukkannya lagi. Jika seseorang tidak ingin bekerja sama dengan kami dalam kerangka kemitraan maka dengan cara ini kami akan lakukan yang akan merugikan diri mereka sendiri dan kami, kami akan melakukan tugas kami dalam hal apa pun.”

Rusia sebelumnya telah memperingatkan pengabaian Barat atas pelanggaran hak asasi manusia dan serangan oleh pasukan Ukraina terhadap penduduk Daerah Otonomi Donbas yang berbahasa Rusia di Ukraina timur, dan pihak Barat (Amerika dan NATO) menawarkan jaminan keamanan Ukraina dari serangan Moskow.  Putin sebelumnya menuduh Ukraina melakukan genosida di Donbas.

Baca Juga : Sana’a Kutuk Pemboman Teroris di Peshawar

Akhirnya, Putin mengumumkan pekan lalu bahwa Rusia mengakui kemerdekaan Wilayah Otonomi, dan pada Kamis pagi telah meluncurkan operasi untuk mendukung republik Donetsk dan Luhansk yang memproklamirkan diri menjadi negara mandiri terpisah dari Ukraina.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *