Moskow, Purna Warta – Dalam pernyataan terbarunya di KTT BRICS, Presiden Rusia Vladimir Putin akui kegirangan ketika negara forum ekonomi BRICS makin menjauhi penggunaan dolar Amerika Serikat dalam berdagang.
Baca Juga : De-dolarisasi, Ekspansi dan Perang Dingin Mendominasi Pertemuan BRIC
Presiden Rusia itu mengklaim saat ini negara BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan itu hanya menggunakan dolar AS dalam 28,7 persen dari total transaksi dan kerja sama mereka.
Dengan perkembangan itu, Putin pun meyakini proses cerai dengan dolar AS di antara lima negara BRICS semakin cepat.
“Tahun lalu hanya 28,7 persen. Kebetulan, selama KTT ini, kita akan membahas secara rinci seluruh masalah yang berkaitan dengan transisi ke mata uang nasional di semua bidang kerja sama ekonomi antara lima negara,” ucap Putin dalam pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan, pada Selasa (22/8) seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Putin tak hadir langsung dalam KTT BRICS sehingga menyampaikan pidatonya melalui tautan video. Ketidakhadiran Putin secara langsung dalam KTT tersebut terjadi kala dirinya menghadapi surat perintah penangkapan Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) atas kejahatannya melancarkan invasi ke Ukraina.
Baca Juga : Velayati: Kemenangan Ada di Tangan Gerakan Perlawanan
Dalam pidatonya, Putin mengatakan BRICS New Development Bank memilik peran penting dalam upaya percepatan dedolarisasi ini. Bank tersebut diharapkan dapat menjadi alternatif dari lembaga keuangan negara Barat.
BRICS mencakup seperempat perekonomian global dan menyumbang seperlima perdagangan global. Kelima negara anggota menjadi rumah bagi lebih dari 40 persen populasi dunia.
“Saya ingin menunjukkan bahwa negara-negara BRICS dengan populasi lebih dari 3 miliar orang, sekarang menyumbang hampir 26 persen dari PDB global,” kata Putin.
Putin juga memprediksi negara BRICS akan lebih unggul dibandingkan negara G7 dalam hal paritas daya beli. Ia memperkirakan daya beli masyarakat negara BRICS akan mencapai 31,5 persen, sementara negara G7 hanya 30 persen.
Dia juga memamerkan bahwa investasi bersama antara negara BRICS terus meningkat hingga enam kali lipat selama satu dekade terakhir. Putin mengatakan kerja sama antara anggota BRICS didasarkan pada prinsip kesetaraan, dukungan mitra, dan saling menghormati kepentingan satu sama lain.
Baca Juga : Atase Militer 37 Negara Kagumi Pencapaian Militer Iran
Dalam kesempatan itu, Putin juga mengecam sanksi yang dijatuhkan Barat kepada Rusia. Sebagian besar sanksi internasional itu dijatuhkan imbas agresi militer Moskow ke Ukraina. Putin menyalahkan sanksi internasional terhadap Rusia “yang tidak sah” mempengaruhi situasi ekonomi global saat ini.