Moskow Veto Rancangan Resolusi Menentang Integrasi Wilayah Ukraina ke Rusia

Moskow Veto Rancangan Resolusi Menentang Integrasi Wilayah Ukraina ke Rusia

New York, Purna Warta Moskow telah memberikan veto terhadap rancangan resolusi yang bertujuan melarang integrasi sukarela sebelumnya dari empat wilayah Ukraina ke dalam tanah Rusia.

Resolusi tersebut, yang telah dirancang oleh Amerika Serikat dan Albania, diajukan ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada hari Jumat (30/9).

Baca Juga : Spionase Pejabat Senior Indonesia oleh Perangkat lunak Intelijen Zionis

Pemungutan suara dilakukan tak lama setelah Presiden Rusia Vladimir Putin meresmikan wilayah Ukraina dari penggabungan Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia ke dalam Federasi Rusia.

Empat wilayah memilih untuk bergabung dengan Rusia selama referendum yang diadakan selama lima hari di awal bulan.

Rancangan resolusi meminta negara-negara anggota untuk tidak mengakui hasil plebisit, yang dikecam Kiev, AS, dan sekutunya sebagai “palsu.”

Namun, berbicara kepada Dewan Keamanan, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia berpendapat bahwa wilayah tersebut telah memilih untuk bergabung dengan Rusia atas kemauan mereka sendiri.

“Tidak akan ada jalan untuk mundur karena rancangan resolusi hari ini akan mencoba memaksakannya,” katanya.

Baca Juga : Lakukan Penindasan pada Sipil Muslim, Negara-Negara Eropa Dilabeli Islamofobia

Sepuluh negara memberikan suara mendukung rancangan tersebut, sementara Cina, Gabon, India, dan Brasil abstain.

Referendum itu terjadi di tengah operasi militer khusus yang sedang berlangsung yang diluncurkan Rusia pada Februari melawan Ukraina untuk demiliterisasi Donbas, yang terdiri dari republik Donetsk dan Lugansk.

Kembali pada tahun 2014, republik-republik itu memisahkan diri dari Ukraina, menolak untuk mengakui pemerintah Ukraina yang didukung Barat. Karena sebelumnya mereka telah menggulingkan pemerintahan yang ramah pro Rusia yang dipilih secara demokratis.

Mengumumkan operasi tersebut, Putin mengatakan misi itu ditujukan untuk “membela orang-orang yang selama delapan tahun menderita penganiayaan dan genosida oleh rezim Kiev.”

Negara-negara Barat telah mengakomodasi Ukraina dengan murah hati dengan senjata canggih dalam sebuah langkah yang menurut Moskow hanya akan meredakan konflik.

Baca Juga : Iran: Sejarah Rezim Israel Penuh dengan Pembantaian dan Pembunuhan Anak

Sebelumnya pada bulan September, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan AS dan sekutu Eropanya berusaha untuk memperpanjang pertempuran di Ukraina untuk melemahkan Rusia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *