Moskow, Purna Warta – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan kepada kantor berita Tass pada hari Selasa bahwa dimulainya kembali pengayaan uranium 20 persen oleh Iran merupakan penyimpangan dari JCPOA karena adanya tekanan AS.
“Hal Ini tidak ada hubungannya dengan sikap Iran yang selalu mematuhi kewajibannya di bawah perjanjian pengamanan komprehensif atau perjanjian non-proliferasi nuklir. Dalam hal ini, tidak ada klaim yang bisa melawan pihak Iran. Semua bahan yang diperkaya hingga 20% dari nuklir ini dikendalikan oleh Badan Energi Atom Internasional,” katanya.
Diplomat Rusia itu menambahkan: “Dalam beberapa tahun terakhir, komunitas internasional telah menjelaskan bahwa alasan utama penyimpangan semacam itu harus dilihat karena adanya pelanggaran sistematis terhadap kewajiban internasional oleh Amerika Serikat, yang melanggar Pasal 25 Piagam PBB, Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231.
Dia menekankan bahwa Moskow menghargai pernyataan berulang dari pihak Iran bahwa pihaknya siap untuk sepenuhnya kembali pada kewajibannya di bawah perjanjian nulir JCPOA jika keseimbangan kepentingan dalam kesepakatan dapat dipatuhi dan diperhatikan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia menambahkan: “Tindakan Iran juga penting untuk mensistematisasikan Kembali perjanjian itu, yang merupakan bagian integral dari kesepakatan nuklir.”
Juru bicara kementerian luar negeri Rusia mengatakan pada pertemuan 21 Desember bahwa dewan di JCPOA telah “menegaskan kembali lebih dari sekali bahwa ada pedoman normalisasi untuk perjanjian JCPOA dan membutuhkan komitmen sistematis dari semua pihak dalam perjanjian tersebut.”
Menurut laporan tersebut, dia lebih lanjut merujuk pada pernyataan pertemuan di mana semua penandatangan JCPOA, termasuk Iran, menyetujui kebutuhan untuk mengatasi masalah dalam pengimplementasian kesepakatan JCPOA, dan meminta Amerika Serikat untuk segera meninggalkan kebijakan yang melemahkan perjanjian dan sepenuhnya dapat mematuhinya serta kembali pada komitmen berdasarkan Resolusi 2231 Dewan Keamanan tanpa prasyarat
Ia menambahkan, jika ini terjadi, Teheran harus siap membalas dengan mentaati segala kesepakatan.
Baca juga: Qatar-Saudi Berdamai dan Anggap Nuklir Iran Berbahaya