Eropa, Purna Warta – Menteri Urusan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell menyindir Presiden China yang menurutnya tidak memiliki telinga pendengaran dalam dialog tentang Ukraina dengan petinggi Eropa.
Pemerintah Beijing menghadapi tekanan AS dan Uni Eropa agar mengecam Rusia dalam agresinya ke Ukraina. Josep Borrell, Menlu UE, menyebut Presiden China Xi Jinping tidak memiliki telinga selama proses dialog dan mengungkapkan keraguannya dalam peran serta kerja sama Beijing dalam upaya menghentikan perang Ukraina.
Baca Juga : Klaim Zionis: Rusia Telah Melakukan Kejahatan Perang di Ukraina
Dilaporkan bahwa pekan lalu, Menlu Josep Borrell menemani petinggi Eropa dalam pertemuan virtual dengan Presiden China dan menyatakan, “China tidak ingin mendengar silang pendapat kami tentang Ukraina. Mereka tidak ingin membahas Ukraina. Mereka tidak ingin berbicara hak asasi manusia dan masalah-masalah lainnya. Jadi kami hanya fokus pada hal-hal positif.”
Sementara Kementerian Luar Negeri China menyatakan bahwa Presiden Xi menuntut Uni Eropa agar tidak mengaitkan dunia dengan krisis Ukraina.
“Struktur ekonomi dunia sudah terbangun dalam kerangka upaya-upaya jangka panjang semua negara internasional, harus memiliki timbal balik dari semua pihak,” jelas Kemenlu China.
Sebelumnya Wakil China untuk urusan EU di Kemenlu menjelaskan di depan jurnalis bahwa Beijing akan membantu ekonomi dunia dengan perdagangan normalnya dengan Moskow.
Baca Juga : Yemen Red Sea Ports Corporation: Koalisi Tunda Pembebasan Tanker yang Disita
“China tidak memihak satu pihak dalam krisis Ukraina. Kami tidak mengira perdagangan normal kami dengan semua pihak harus dikaitkan dengan krisis Ukraina,” jelasnya.
Pernyataan Wakil China untuk urusan Eropa ini dikeluarkan satu hari setelah pertemuan virtual UE dan China. Brussels menuntut jaminan dari Beijing akan rencana perdamaian dalam perang Kiev.