Moskow, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov telah mengklaim bahwa Islam sedang mengalami “kebangkitan” di Rusia. Ia juga mencatat bahwa Muslim Rusia “berdiri bahu-membahu” dengan rekan senegaranya dan terus mempertahankan keamanan negara.
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan di situs web Kementerian Luar Negeri Rusia untuk film dokumenter The Road to the Islamic World, Jumat (19/5), diplomat top Rusia ini mengatakan Islam terus hidup berdampingan dengan agama lain.
Baca Juga : Presiden Raisi: Perempuan Iran Harus Mainkan Peran Lebih Besar dalam Pembangunan Negara
“Islam di Rusia hidup melalui kebangkitan dan kebangkitan yang belum pernah terjadi sebelumnya, karena terus hidup berdampingan secara harmonis dengan budaya tradisional dan agama lainnya,” jelas Lavrov.
“Pekerjaan bersama kami mengungkapkan sebagian besar penilaian yang tumpang tindih tentang masalah antar-peradaban dan antaragama yang sedang dibahas di negara kami dan internasional,” lanjutnya.
Ia juga menekankan bahwa Rusia berdiri bersatu dalam menegakkan nilai-nilai spiritual dan moral, menolak Islamofobia, Kristenofobia, atau bentuk lainnya dan intoleransi beragama. Komentar Lavrov juga muncul sehari setelah pidato videonya di Forum Ekonomi Internasional ke-14 “Russia – Islamic World: Kazan Forum”, yang merupakan platform utama kerja sama ekonomi antara Moskow dan negara-negara mayoritas Muslim.
Sebagai bagian dari pidato penyambutannya, Lavrov menggarisbawahi prioritas diplomatik Rusia dan menyebutkan promosi antaragama, dialog dan pemahaman antarbudaya, selain melindungi nilai-nilai spiritual dan moral tradisional yang dianut oleh semua agama dunia.
“Kami siap menjalin kerja sama yang erat dengan teman-teman kami dari dunia Muslim,” kata diplomat senior Rusia itu.
Baca Juga : Turkiye Kecam Keras Penyerbuan Rezim Israel ke Al-Aqsa
“Begitu juga dengan semua mitra lain yang berbagi kepentingan dalam memperkuat landasan hukum dan demokrasi kehidupan internasional,” tambahnya.
“Rusia secara tradisional mengembangkan hubungan persahabatan dengan mayoritas negara Muslim. Kami dipersatukan oleh komitmen untuk membangun kerja sama antarnegara berdasarkan prinsip kesetaraan, pertimbangan kepentingan bersama, dan pencarian keseimbangan kepentingan,” jelas Lavrov.