Menlu Belgia Desak Perlindungan untuk Rafah

Menlu Belgia Desak Perlindungan untuk Rafah

Brussels, Purna Warta Menteri Luar Negeri Belgia, Hadja Lahbib, bersikeras bahwa Rafah di Gaza harus terhindar dari operasi militer skala besar Israel, menekankan perlunya perlindungan warga sipil dan memastikan akses kemanusiaan penuh.

Baca Juga : IFRC: Situasi Layanan Kesehatan di Gaza ‘Sangat Kritis’

Lahbib juga menyerukan sanksi Eropa terhadap pemukim yang melakukan kekerasan di Tepi Barat, dengan menyatakan bahwa Belgia telah mengambil tindakan terkait hal ini.

Rafah tetap menjadi kota penting terakhir yang belum dimasuki pasukan Israel di Gaza. Meskipun ada kekhawatiran internasional mengenai potensi jatuhnya korban massal di antara 1,4 juta warga Palestina, yang sebagian besar adalah pengungsi, rezim Israel bertekad untuk memperluas operasi daratnya hingga ke kota tersebut.

Sementara itu, kapal perang Israel menembaki nelayan Palestina di lepas pantai Gaza, sehingga mengancam sumber makanan penting ini. Nelayan, yang dulunya bisa menangkap ikan sejauh 37 km (23 mil) di laut, kini dibatasi di bawah blokade Israel.

Menurut Reuters, Israel memperkirakan akan melanjutkan operasi militer skala penuh di Gaza selama enam hingga delapan minggu ke depan seiring dengan persiapan melancarkan invasi darat ke Rafah, kota paling selatan di wilayah kantong tersebut.

Perdana Menteri rezim tersebut, Benjamin Netanyahu, bersikeras mengenai operasi darat di Rafah, meskipun ada peringatan dari negara-negara seperti Australia, Kanada, dan Selandia Baru tentang potensi dampak buruknya terhadap warga Palestina yang terpaksa mengungsi di kota tersebut.

Baca Juga : Perlawanan Palestina Kecam Rencana Israel Batasi Akses Al-Aqsa selama Ramadhan

“Siapapun yang menyuruh kami untuk tidak beroperasi di Rafah berarti menyuruh kami kalah perang,” kata Netanyahu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *