Moskow, Purna Warta – Pasukan militer Rusia telah menetralisir potensi serangan drone Ukraina di ibu kotanya, Moskow, menurut pernyataan Kementerian Pertahanan negara itu.
Kementerian mengatakan pada hari Minggu bahwa pesawat tak berawak, yang menuju Moskow, dicegat oleh pasukan pesawat Rusia di kota Bogorodsky.
Baca Juga : Demonstrasi Baru di Seluruh Dunia Tuntut Gencatan Senjata di Gaza
“Pada pukul 1:00 waktu Moskow pada tanggal 19 November (22:00 GMT pada tanggal 18 November), upaya rezim Kiev untuk melakukan serangan teroris terhadap fasilitas di tanah Rusia dengan menggunakan UAV (kendaraan udara tak berawak) digagalkan. Pasukan pertahanan udara yang bertugas menghancurkan sebuah UAV di kota Bogorodskoe di luar Moskow,” kata kementerian itu. Layanan darurat sedang bekerja di lokasi kecelakaan, tambahnya.
Sebelumnya, Walikota Moskow Sergey Sobyanin telah melaporkan jatuhnya sebuah pesawat tak berawak di kota tersebut. “Malam ini, pasukan pertahanan udara menggagalkan serangan pesawat tak berawak yang menargetkan Moskow di kotamadya Bogorodskoe. Tidak ada korban jiwa atau kerusakan,” tulis Sobyanin di saluran Telegramnya, mengutip data awal.
Pasukan Ukraina telah menargetkan lokasi militer, logistik, dan infrastruktur Rusia sejak Rusia melancarkan “operasi militer khusus” di Ukraina pada Februari 2022.
Pada tanggal 10 November, pasukan Ukraina melancarkan serangan pesawat tak berawak di wilayah Moskow dan Smolensky. Serangan udara Rusia terhadap infrastruktur energi Ukraina juga dilaporkan menyebabkan pemadaman listrik di lebih dari 400 kota dan desa di seluruh Ukraina.
Sebuah depo minyak di Odessa di selatan juga terkena dampak serangan Rusia, menyebabkan lebih dari 1.500 penduduk tanpa aliran listrik, kata laporan Ukraina, menambahkan bahwa hampir 21.000 orang di wilayah Donetsk tidak memiliki listrik, dan 63 pemukiman terputus di Zaporizhzhia. wilayah.
Baca Juga : Laporan CNN: Senjata yang Diduga Ditemukan di RS al-Shifa di Gaza Direkayasa Tentara Israel
Rusia melancarkan operasi militer khususnya di bagian timur bekas republik Soviet itu sebagai respons terhadap provokasi Barat – untuk membela penduduk berbahasa Rusia dari kekejaman Nazi di Kiev – dengan menghentikan perambahan pasukan militer NATO yang dipimpin AS ke arah timur di Moskow yang telah dimulai pada tahun 2014.