Berlin, Purna Warta – Mantan presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker pada hari Kamis mengatakan bahwa ia berharap pemerintahan Jerman di masa mendatang kembali ke haluan yang jelas-jelas pro-Eropa.
Ia juga berharap hubungan Prancis-Jerman, yang menurutnya penting bagi Eropa, membaik pada paruh pertama tahun 2025.
Berbicara kepada dpa, Juncker mengatakan bahwa orang-orang sudah terbiasa dengan Jerman sebagai salah satu kekuatan pro-Eropa yang terkuat, tetapi sekarang tidak lagi demikian.
Dalam beberapa tahun terakhir, katanya, posisi Jerman pada isu-isu tertentu sering kali tidak jelas, dengan pemerintah yang abstain dari pemungutan suara ketika mitra koalisi tidak dapat menyetujui suatu sikap.
Juncker juga mengungkapkan rasa frustrasinya dengan kurangnya kejelasan yang kadang-kadang ditunjukkan Jerman di Brussels, yang menunjukkan bahwa hal ini melemahkan pengaruh dan rasa hormat negara tersebut di Uni Eropa.
Ia juga mengatakan bahwa kurangnya mayoritas pemerintahan di Prancis menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuan negara tersebut untuk memerintah secara efektif, yang berdampak pada kemampuan Jerman dan Prancis untuk bekerja sama.
Juncker juga menunjukkan bahwa tanggapan Jerman terhadap usulan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk kerja sama yang lebih besar sering kali suam-suam kuku, suatu situasi yang menurut Juncker merugikan kemajuan Eropa.
Ia menekankan pentingnya meningkatkan hubungan Prancis-Jerman di bawah pemerintahan Jerman berikutnya, terlepas dari afiliasi partai dan mengatakan bahwa ia akan merasa puas jika kanselir Jerman berikutnya mengikuti arah yang pro-Eropa.
Jerman bersiap untuk pemilihan umum lebih awal setelah runtuhnya koalisi saat ini.