London, Purna Warta – Goldsmiths University of London menghormati kenangan jurnalis Palestina Shireen Abu Akleh, yang dibunuh di Tepi Barat oleh pasukan Israel pada Mei 2022.
Baca Juga : IRGC Sergap Teroris di Tenggara Iran
Para mahasiswa pengunjuk rasa telah mencapai kemenangan signifikan dalam aktivisme solidaritas Gaza mereka, yang berlangsung selama enam bulan, yang telah menghasilkan konsesi penting dari administrasi universitas, termasuk pemberian beasiswa Palestina dan penggantian nama ruang kuliah untuk mengenang Shireen Abu Akleh, korban pembunuhan. Jurnalis Al Jazeera.
Samira Ali, penyelenggara utama protes mahasiswa di Goldsmiths, mengungkapkan bahwa aktivisme mereka, yang ditandai dengan protes, pemogokan, dan pendudukan, telah membuahkan hasil nyata dalam kampanye solidaritas mereka terhadap Gaza. “Ini melibatkan protes dan pemogokan, tindakan yang mencakup pendudukan,” kata Ali kepada Al Jazeera.
Saat ini, para mahasiswa menduduki perpustakaan universitas sebagai bagian dari aksi protes mereka.
Ali menyoroti salah satu pencapaian paling signifikan dari protes mereka: pemberian beasiswa Palestina oleh universitas. “Kami telah memenangkannya dan akan diganti namanya menjadi Shireen Abu Akleh,” katanya.
Baca Juga : Kapal Perang Samudera IRGC Berlayar Ke Belahan Bumi Selatan
“Mendapatkan pengakuan terhadap seorang jurnalis Palestina yang dibunuh (oleh militer Israel) dan mengenangnya di universitas ini akan menjadi hal yang luar biasa dan sesuatu yang sangat kami banggakan,” tambahnya.
Beasiswa baru ini akan mencakup dua peluang tambahan bagi pelajar Palestina, salah satunya adalah beasiswa sarjana. Ali menekankan pentingnya inisiatif tersebut mengingat kerusakan parah yang ditimbulkan pada infrastruktur pendidikan di Gaza. Penggantian nama ruang kuliah menjadi Shireen Abu Akleh merupakan bukti komitmen mahasiswa untuk menghormati suara Palestina dan mengadvokasi keadilan dalam menghadapi kesulitan.
Demonstrasi anti-perang berhenti minggu ini di sejumlah kecil universitas di AS setelah para pemimpin sekolah mencapai kesepakatan dengan pengunjuk rasa pro-Palestina, untuk mencegah kemungkinan gangguan pada ujian akhir dan upacara wisuda.
Perjanjian di sekolah-sekolah termasuk Brown, Northwestern dan Rutgers menonjol di tengah kekacauan dan lebih dari 2.400 penangkapan di 46 kampus di seluruh negeri sejak 17 April. Perkemahan tenda dan pengambilalihan gedung telah mengganggu kelas-kelas di beberapa sekolah, termasuk Columbia dan UCLA.
Baca Juga : Persiapkan Olimpiade, Prancis Bangun Waduk Raksasa untuk Tamping Air Sungai Seine
Kesepakatan tersebut mencakup komitmen universitas untuk meninjau kembali investasi mereka di Israel atau mendengarkan seruan untuk berhenti berbisnis dengan sekutu lama AS tersebut. Banyak tuntutan pengunjuk rasa yang memusatkan perhatian pada hubungan dengan militer Israel ketika perang genosida terus berlanjut di Gaza.