Lavrov: Demokrasi Amerika dan Eropa lebih Seperti Kediktatoran

Ameriak serikat eropa

Moskow, Purna Warta Dalam wawancara dengan media pemberitaan Serbia, Menteri Luar Negeri Rusia menekankan bahwa negaranya tidak terisolasi sama sekali setelah sanksi Barat dan mengkritik Amerika Serikat dan negara-negara Eropa karena memaksakan nilai-nilai palsu mereka kepada negara – negara lain.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berbicara kepada empat media pemberitaan Serbia, termasuk radio dan televisi negara itu, tentang berbagai masalah, termasuk tindakan anti-Rusia dari pihak Barat.

Baca Juga : Zionis: Iran Adalah Musuh Bersama

Rusia tidak terisolasi

Ketika ditanya tentang isolasi Rusia setelah adanya sanksi Barat, Lavrov menekankan bahwa isolasi semacam itu tidak ada bahkan negaranya memiliki banyak mitra di kawasan Asia-Pasifik, Afrika, dan Amerika Latin.

Menurut Lavrov, “Rusia memiliki hubungan baik dengan sebagian besar organisasi yang didirikan oleh negara-negara berkembang, termasuk Uni Afrika dan Komunitas Amerika Latin dan Karibia, serta Perhimpunan Bangsa – Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan banyak lainnya.”

Rusia berharap sukses dalam negosiasi dengan Ukraina

Menteri Luar Negeri Rusia juga merujuk pada pembicaraan yang sedang berlangsung antara Moskow dan Kiev dan mengatakan bahwa Rusia berharap pembicaraan ini akan berhasil.

Dia berkata: “Kami berharap pihak Ukraina  dalam negosiasi ini dapat mencapai tujuan dasar. Pertama-tama, mereka bisa mengakhiri pembantaian warga sipil sejak delapan tahun di wilayah Donbass, di mana seluruh komunitas Barat yang progresif tetap diam dan menutup mata, bahkan tidak pernah berkomentar secara kritis sedikit pun, meskipun semua tentang pemboman infrastruktur sipil, rumah sakit, taman kanak-kanak, klinik dan bangunan tempat tinggal dapat dilihat langsung di area ini.”

Lavrov juga menyatakan bahwa Moskow siap mempertimbangkan berbagai tempat untuk kelanjutan pembicaraan antara Rusia dan Ukraina, termasuk Beograd.

Baca Juga : Iran Kutuk Pertemuan Makar Zionis

Putin dan Zelensky bertemu?

Mengenai kemungkinan pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan pihak Ukraina Volodymyr Zelensky, Lavrov mengatakan pertemuan itu harus dilakukan ketika kedua belah pihak semakin dekat untuk menyepakati isu-isu kunci.

“Selama negosiasi saat ini dengan Ukraina, Moskow memiliki keinginan untuk memastikan bahwa rakyat Donbass tidak akan pernah lagi menderita dari rezim Kiev, dan bahwa Ukraina akan menghentikan militerisasi yang sedang berlangsung dalam upaya untuk mengancam Rusia,” tambahnya.

Hubungan Rusia-Cina berada di level terkuat

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada hari Senin bahwa hubungan Rusia dengan China berada pada titik tertinggi sepanjang masa karena negara-negara Barat berusaha untuk mengisolasi Moskow dengan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Beijing telah berulang kali menyatakan penentangannya terhadap sanksi, dan bersikeras bahwa mereka mempertahankan hubungan ekonomi dan perdagangan yang normal dengan Rusia.

Baca Juga : Makanan Pemanis Penyebab Kanker

Demokrasi Barat lebih merupakan kediktatoran

Sergei Lavrov juga dengan tajam mengkritik Uni Eropa dan “nilai-nilai Barat” yang dimilikinya, dengan mengatakan bahwa demokrasi AS-Uni Eropa sebenarnya jelas-jelas otoriter, dan menunjukkan bahwa kata kediktatoran lebih tepat untuk mereka.

“Kita harus menghormati satu sama lain daripada memaksakan nilai buatan kita sendiri. Mereka sekarang berusaha menghancurkan peradaban yang telah berkembang selama ribuan tahun,” katanya, merujuk pada neoliberalisme yang diterapkan Barat.

Menteri luar negeri Rusia lebih lanjut mempertanyakan “ketidakmampuan Eropa untuk memainkan peran mediasi” dan mengutip janji-janji yang tidak terpenuhi yang dibuat sehubungan dengan perjanjian 2013 untuk mendirikan kota-kota Serbia di Kosovo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *