Moscow, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan bahwa ancaman yang ditimbulkan oleh ISIS di Suriah dan Irak tidak meningkat secara signifikan.
Dia menambahkan bahwa Rusia mendukung kedua negara dalam menekan teroris dan bahwa Amerika Serikat harus mengakhiri perampasan sumber daya alam Suriah dan sebaliknya AS harusnya melawan teroris.
Lavrov mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat (2/7), ketika menanggapi pertanyaan terkait sudut pandang Rusia mengenai peningkatan dan ancaman ISIS di kawasan.
Baca Juga : Disiksa Kerajaan, Kondisi Mohammad bin Nayef Makin Memburuk
Dalam jawabannya, ia menyebutkan, “Saya tidak berpikir bahwa ancaman ISIS telah meningkat secara serius di Irak dan Suriah.”
Menteri Luar Negeri Rusia menyatakan, “Di kedua negara ini, realisasi rencana kekhalifahan yang dirancang oleh kelompok teroris ISIS telah berhasil dicegah.”
Dia menambahkan, “Kami mendukung upaya pemerintah Irak untuk melenyapkan sisa-sisa kelompok teroris. Kami memiliki pendekatan yang sama di Suriah.”
Lavrov mengatakan bahwa Rusia, yang secara hukum hadir atas undangan pemerintah Suriah, membantu pasukan keamanan dan tentara negara itu dalam menekan terorisme di seluruh wilayahnya.
Dia melanjutkan, “Di Suriah, tidak hanya ISIS tetapi juga kelompok teroris lainnya yang aktif di medan utama; Jabhat al-Nusra dan kelompok teroris lain yang berafiliasi dengannya.
Dalam responnya terkait peran AS dan sekutu dalam memerangi teroris, Lavrov menjelaskan bahwa hal itu adalah alasan agar AS dan koalisinya bisa hadir di Suriah, walaupuns secara ilegal. Jika tidak demikian, maka sudah seharusnya mereka menghancurkan ancaman ini sejak awal, dan tidak menduduki sebagian besar wilayah Suriah dan menjarah sumber daya alam negara ini.
Baca Juga : Hans Gardenberg Utusan Baru PBB untuk Yaman
Transfer Pasukan ISIS ke Afghanistan
Di bagian lain dalam konferensi pers, Lavrov juga mengatakan bahwa teroris tetap menjadi ancaman di kawasan karena ISIS sedang mengirim milisinya ke Afghanistan.
Dia menambahkan, “Mereka memanfaatkan kesempatan untuk menyusup ke Afghanistan dengan memperpanjang persiapan pembicaraan damai. Individu-individu di pemerintahan Afghanistan yang mencoba untuk memperpanjang proses ini harus berpikir hati-hati tentang konsekuensi dari tindakan mereka di tanah air mereka.”
Menteri Luar Negeri Rusia tersebut juga menjelaskan bahwa terorisme ISIS berhasil mengontrol wilayah Afghanistan karena ketiadaan tanggung jawab dari sebagian pejabat afghanistan terkait penarikan pasukan NATO.
Baca Juga : 150 Warga Palestina Terluka dalam Serangan Israel Terhadap Unjuk Rasa di Tepi Barat
Dia melanjutkan, “Kami memiliki konsultasi secara bilateral dan dalam kerangka NATO untuk melindungi negara-negara tetangga di Asia Tengah dari ancaman yang sangat serius ini.
Lavrov juga menekankan perlunya menahan diri untuk memperpanjang pembicaraan damai di Afghanistan dan mencapai kesepakatan tentang pemerintahan transisi di negara itu.
Rusia berusaha mengirim pesan kepada mitranya, termasuk dalam kerangka AS, China, dan Pakistan.