Laporan: Wanita Pribumi Kanada Masih Disterilkan Secara Paksa

Laporan: Wanita Pribumi Kanada Masih Disterilkan Secara Paksa

Ottawa, Purna Warta Wanita Pribumi Kanada masih ditekan untuk mengikat tabung mereka beberapa dekade setelah negara-negara kaya lainnya menghentikan praktik yang mengerikan itu, kata sebuah laporan.

Sejumlah besar aktivis, dokter, politisi dan setidaknya lima gugatan menegaskan bahwa praktik sterilisasi paksa terhadap perempuan Pribumi belum berakhir di Kanada, The Associated Press mengungkapkan dalam sebuah laporan pada hari Rabu (12/7).

Baca Juga : Lavrov: Rusia Lihat Jet F-16 Buatan AS Di Ukraina Sebagai Ancaman Nuklir

Tahun lalu, Senat Kanada mengeluarkan laporan yang mengatakan bahwa wanita Pribumi terus disterilkan tanpa sepengetahuan atau persetujuan mereka, menyimpulkan bahwa “praktik mengerikan ini tidak terbatas pada masa lalu, tetapi jelas berlanjut hingga hari ini.”

Kembali pada bulan Mei, seorang dokter dikenai sanksi karena melakukan prosedur ilegal terhadap seorang wanita Pribumi pada tahun 2019, tambah laporan itu, mengutip dokumen yang diperoleh.

“Ribuan wanita Pribumi Kanada selama tujuh dekade terakhir disterilkan secara paksa, sejalan dengan undang-undang egenetika yang menganggap mereka lebih rendah,” kata laporan itu.

Menurut para pemimpin Pribumi, Ottawa hampir tidak melakukan apa pun untuk menghentikan pelanggaran dan negara Amerika Utara itu belum sepenuhnya memperhitungkan masa lalu kolonialnya yang bermasalah.

1,7 juta penduduk asli Kanada, hampir lima persen dari populasi, sebagian besar tinggal di komunitas terpencil di mana kemiskinan, pengangguran yang tinggi dan risiko bunuh diri yang tinggi merupakan masalah kronis.

“Setiap kali saya berbicara dengan komunitas Pribumi, saya dibanjiri dengan wanita yang mengatakan bahwa sterilisasi paksa terjadi pada mereka,” kata Boyer, yang memiliki warisan Metis Pribumi.

Baca Juga : Israel Takut Akan Perlawanan Lebanon

Menurut Konvensi Jenewa, sterilisasi paksa adalah jenis genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Sementara Kanada mengutuk sterilisasi paksa di tempat lain di dunia.

Ketika ditanya tentang masalah ini, pemerintah Kanada mengatakan kepada AP bahwa “sterilisasi wanita tanpa persetujuan mereka merupakan penyerangan dan tindak pidana.”

Ia juga mengakui bahwa bias dalam sistem kesehatan terus memiliki efek bencana pada masyarakat adat.

Kanada selalu mendapat kecaman dari beberapa masyarakat hak asasi manusia Masyarakat Adat karena terus-menerus melanggar hak perempuan Aborigin untuk hidup, kebebasan dan keamanan.

Hingga tahun 1990-an, sebagian besar masyarakat adat dirawat di rumah sakit terpisah, di mana ada laporan pelecehan yang merajalela, tambah laporan itu.

Kanada juga dikritik habis-habisan oleh kelompok hak asasi manusia atas pemaksaan sterilisasi wanita Pribumi, militerisasi tanah Pribumi, kriminalisasi pembela hak asasi manusia Pribumi dan pemenjaraan berlebihan terhadap pelanggar Pribumi di seluruh negeri.

Baca Juga : Iran Tolak Tuduhan NATO Yang Tidak Berdasar Mengenai Pasok Drone Ke Rusia

Apalagi, Kanada memiliki masa lalu kelam dalam berurusan dengan anak-anak penduduk Pribumi. Sistem sekolah, perumahan negara secara paksa memisahkan lebih dari 150.000 anak Bangsa Pertama dari keluarga mereka antara tahun 1831 dan 1996.

Banyak anak-anak yang terpisah dari rumah mereka oleh sistem. Sekolah, gereja menjadi sasaran pelecehan, pemerkosaan dan malnutrisi. Pada tahun 2008, pemerintah Kanada secara resmi meminta maaf.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *