Washington D.C., Purna Warta – Presiden AS Joe Biden, dalam pidato kenegaraan pertamanya, mengatakan bahwa invasi Vladimir Putin adalah sebuah kesalahan perhitungan dan menyebutkan bahwa Rusia akan menghadapi isolasi ekonomi dan diplomatik karena menyerang negara tetangganya.
Sambil mengekspresikan solidaritas dengan Ukraina yang dilanda perang itu, Biden menyebut Vladimir Putin itu sebagai ‘diktator’ dan memperingatkan bahwa invasi akan membuat Rusia lebih lemah.
Baca Juga : Perang Rusia-Ukraina, Efeknya ke Dunia Arab dan Tugas Baru di Kawasan
Pemimpin Partai Demokrat mengumumkan untuk memutus akses Rusia dalam hal teknologi untuk melemahkan kekuatan ekonominya dan melemahkan militernya dalam beberapa tahun mendatang.
Dia juga mengumumkan bahwa Washington akan menutup wilayah udaranya untuk maskapai Rusia. Langkah ini adalah jejak puluhan negara Eropa untuk mendukung keberanian dan ketahanan Ukraina,.
Happening Now: President Biden delivers the State of the Union address to a joint session of Congress. https://t.co/WiD8XxdvHk
— The White House (@WhiteHouse) March 2, 2022
Presiden AS mengatakan Putin mungkin dapat mengepung ibu kota Ukraina dengan tank, tetapi dia tidak akan pernah mendapatkan hati dan jiwa orang Ukraina. Putin tidak akan pernah melemahkan tekad para pencari kebebasan, tambahnya.
Tentara Rusia telah mendekati ibu kota Ukraina dan pada saat yang sama jumlah korban tewas terus meningkat
Baca Juga : Senjata Nuklir di Belarus Mungkin Akan Dibangun
Laporan di media internasional mengatakan konvoi militer Rusia berbaris sepanjang 64 km mendekati ibu kota Ukraina, Kyiv, dan pada saat yang sama, serangan yang sengit masih terus dilancarkan.
Angkatan bersenjata Rusia terus maju di saat kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv, dilanda pembombardiran yang hebat. Setidaknya 136 warga sipil telah terbunuh oleh tentara Rusia, termasuk 14 anak-anak.
Sementara itu, banyak negara dan perusahaan global mengambil langkah untuk menghukum Kremlin atas invasi tersebut.