Kejahatan Kebencian Islamofobia Melonjak Di Inggris Dengan Kebangkitan Sayap Kanan

Kejahatan Kebencian Islamofobia Melonjak Di Inggris Dengan Kebangkitan Sayap Kanan

London, Purna Warta Kelompok itu mengatakan kepada kantor berita Turki Anadolu, kejahatan islamofobia dan kebencian anti-Muslim naik 42% di Inggris dan Wales untuk tahun yang berakhir Maret 2022.

Anas Altikriti, CEO yayasan, mengatakan “ada peningkatan nyata dalam kelompok sayap kanan dan sayap kanan yang sekarang berada di pemerintahan, hanya 15 tahun yang lalu, hampir dibuang ke sela-sela masyarakat.”

Baca Juga : Analis: AS Sedang Buka Jalan Menuju Perang Nuklir Dengan Rusia

“Mereka bukan entitas; mereka tidak terlalu penting dalam pemilihan atau apapun. Tapi sekarang, kurang dari dua dekade, kami melihat banyak, di seluruh Eropa dan bahkan di sini di Inggris,” kata Altikriti.

Pernyataan itu menyusul publikasi statistik pada hari Kamis oleh Home Office yang menunjukkan kejahatan kebencian Islamofobia di Inggris dan Wales meroket tahun lalu, dengan Muslim sebagai kelompok yang paling ditargetkan.

Jumlah kejahatan kebencian agama yang dicatat oleh polisi yang menargetkan Muslim adalah 3.459, meningkat 42% sejak tahun lalu.

“Angka yang keluar hari ini hanya untuk mengkonfirmasi perasaan sebenarnya yang cukup nyata dan cukup kuat di seluruh komunitas Muslim,” kata Altikriti. “Saya pikir angka sebenarnya jauh lebih besar dari yang kita lihat,” tambahnya. “Faktanya adalah bahwa ini adalah sesuatu yang telah kami peringatkan selama lebih dari satu dekade sekarang.”

Laporan Islamofobia Eropa 2021, yang dirilis pada bulan September, mengatakan Inggris dan Perancis telah menjadi “titik utama kebencian anti-Muslim dan insiden Islamofobia” di seluruh benua. Islamofobia adalah “masalah yang mendesak” di seluruh Eropa seperti tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga : Jendral: Iran Perlu Tingkatkan Kesiapsiagaan Untuk Lawan Ancaman Hibrida Musuh

“Selanjutnya, kampanye anti-Muslim dari partai sayap kanan di negara-negara anggota UE mendominasi diskriminasi terhadap individu dan komunitas Muslim,” kata laporan itu, mengaitkan kegigihan rasisme anti-Muslim dengan “latar belakang tren umum yang mengkhawatirkan: penurunan demokrasi liberal di Eropa.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *