Tehran, Purna Warta – Mohammad Islami membuat pernyataan dalam sebuah acara di kota Isfahan Iran pada hari Minggu (20/11) ketika dia mengutuk rancangan resolusi anti-Tehran sebagai “tidak konstruktif” dan sebagai kelanjutan dari apa yang disebut kampanye tekanan maksimum yang dipimpin Barat.
“Kami sudah katakan bahwa mengeluarkan resolusi jelas merupakan tindakan yang tidak konstruktif untuk menjaga tekanan maksimum dan tidak akan membantu pihak lain untuk menyelesaikan masalah yang ada,” kata Islami.
Menyatakan bahwa direktur jenderal IAEA sebelumnya telah menekankan bahwa mengeluarkan resolusi tidak akan membantu untuk membuat kemajuan dalam masalah ini, Salami mengatakan, “Tampaknya tiga negara Eropa dan Amerika Serikat terbiasa menggunakan berbagai metode tekanan, termasuk resolusi dan sanksi dan jelas bahwa tekanan seperti itu tidak akan berguna.”
Menggarisbawahi bahwa menyetujui resolusi terhadap negara itu adalah “tindakan yang salah” dan akan mendorong “tanggapan tegas” dari Iran, kepala AEOI mengatakan, “Program nuklir Republik Islam Iran bergerak maju sesuai dengan rencana aksi strategis parlemen Iran dan penerbitan beberapa resolusi terhadap Iran tidak akan menyebabkan gangguan dalam kemajuan program-program ini.”
Islami juga menyatakan bahwa “Semua program yang kami ikuti di kancah nasional adalah untuk kesejahteraan dan kemajuan bangsa Iran.”
Rancangan resolusi, yang diratifikasi pada hari Kamis, telah mengkritik Iran atas apa yang disebutnya sebagai kurangnya kerja sama dengan IAEA. Hal itu dikemukakan oleh Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Jerman, sebagai kelanjutan dari tekanan politik mereka terhadap Iran, Rusia dan China dan ketiga negara ini memberikan suara menentang mosi tersebut.
Duta Besar Iran untuk organisasi internasional di Wina Mohsen Naziri-Asl pada hari Jumat mengecam keras resolusi baru-baru ini yang disahkan oleh Dewan Gubernur IAEA terhadap Tehran.
Dia mengatakan bahwa dalam membahas masalah ini, “pendukung rancangan resolusi menyajikan informasi palsu dan klaim tak berdasar untuk membenarkan pendekatan mereka yang tidak konstruktif kepada Dewan Gubernur dan mencoba mengubah pertemuan menjadi alat untuk mengejar pandangan politik mereka yang picik yang melampaui kerangka tugas dan wewenang badan.”
Iran telah menyuarakan kesiapan untuk mengadakan pembicaraan teknis dengan para ahli IAEA untuk membahas tuduhan terkait dengan apa yang disebut situs nuklir “tidak diumumkan”, yang dibuat berdasarkan laporan palsu yang diberikan oleh rezim Israel.
Tehran telah meminta IAEA untuk menghindari politisasi masalah dan fokus pada aspek teknis sesuai dengan mandat organisasi.
Iran telah mematikan sejumlah kamera IAEA yang berfungsi di luar Perjanjian Pengamanan (Safeguards Agreement) sejak awal Juni setelah Dewan Gubernur IAEA mengeluarkan resolusi yang menuduh negara itu tidak bekerja sama dengan badan PBB.