London, Purna Warta – Pemerintah Inggris merilis *Strategic Defense Review* terbaru pada hari Senin, secara resmi menetapkan Rusia sebagai “ancaman langsung dan mendesak”, sembari mengumumkan komitmen dukungan militer dan ekonomi jangka panjang bagi Ukraina sebesar £3 miliar (sekitar $4 miliar) per tahun “selama dibutuhkan”.
Perdana Menteri Keir Starmer menekankan meningkatnya agresi Rusia di perairan, wilayah udara, dan dunia maya Inggris. Sementara itu, Kedutaan Besar Rusia di London menolak tuduhan tersebut dan menyebutnya bermotif politik.
Baca Juga : Dukungan Publik Eropa terhadap ‘Israel’ Capai Titik Terendah: Survei YouGov
Dokumen strategi ini menyoroti modernisasi militer Rusia yang berkelanjutan, serta memperingatkan bahwa ekonomi perang yang dijalankan Moskow memungkinkan rekonstruksi pasukan darat secara cepat jika terjadi gencatan senjata di Ukraina. Potensi ancaman Rusia juga dipantau dalam ranah luar angkasa, operasi siber, peperangan bawah laut, dan penggunaan senjata kimia atau biologis.
Kerja sama strategis dengan Ukraina
Inggris menyatakan niatnya untuk memperdalam hubungan bilateral dengan Ukraina, termasuk lewat pembentukan perusahaan bersama dan akses pasar global. Selain memperkuat kemampuan tempur Ukraina, strategi ini juga mendorong pembelajaran dari medan perang Ukraina untuk menyempurnakan doktrin militer Inggris, khususnya terkait penggunaan drone dan taktik perang hibrida.
Investasi besar di industri pertahanan domestik
Sebagian besar strategi ini mencakup investasi £6 miliar dalam produksi amunisi dalam negeri selama masa parlemen saat ini. Investasi ini akan mencakup pembangunan minimal enam pabrik baru dan menciptakan jalur pasokan amunisi bernilai £1,5 miliar untuk kesiapan tempur yang berkelanjutan.
Baca Juga : Korea Selatan Gelar Pemilu Presiden di Tengah Krisis Pascadeklarasi Darurat Militer
Dengan revisi ini, belanja pertahanan Inggris akan naik menjadi 2,5% dari PDB pada tahun 2027, sejalan dengan target NATO. Strategi ini menggantikan dokumen sebelumnya yang diterbitkan pada 2021 dan menegaskan pentingnya kapasitas industri pertahanan dan kohesi aliansi di tengah perang Ukraina.
Respons Rusia dan tekanan dari NATO
Presiden Rusia Vladimir Putin membantah niat untuk menyerang anggota NATO dan menuduh Barat membesar-besarkan ancaman Rusia demi menutupi krisis dalam negeri mereka. Kremlin menegaskan bahwa Moskow tidak mencari konflik, namun akan tetap waspada terhadap peningkatan postur militer NATO di dekat perbatasannya.
Di tengah kekhawatiran Presiden AS Donald Trump terkait beban pembiayaan NATO, Inggris berjanji akan menaikkan anggaran pertahanannya hingga 3% dari PDB pada 2034. Target ini diperkirakan menambah lebih dari £10 miliar dalam belanja militer tahunan dan memperkuat posisi Inggris di dalam aliansi.
Langkah tambahan dan lonjakan anggaran militer Eropa
Strategi Inggris juga mencakup pembentukan program pengawasan bawah laut untuk melindungi infrastruktur laut dalam serta menghidupkan kembali unit sukarelawan *Home Guard* guna menjaga situs vital seperti bandara dari ancaman drone dan serangan siber.
Baca Juga : Trump Bantah Utusan Sendiri: Tak Akan Izinkan Pengayaan Uranium dalam Kesepakatan Nuklir Iran
Sementara itu, Uni Eropa telah mengumumkan rencana membuka €800 miliar untuk belanja militer. Para anggota NATO juga sedang mempertimbangkan untuk menaikkan target anggaran pertahanan menjadi 5% dari PDB, menjelang KTT tahunan aliansi tersebut akhir bulan ini.