Beijing, Purna Warta – Suhu panas ekstrim membakar Eropa dan bagian dunia lainnya, termasuk China dan AS, dan telah menyebabkan kebakaran hutan dan masalah kesehatan.
Di Yunani dan Kepulauan Canary, petugas pemadam kebakaran mempertaruhkan nyawa melawan kobaran api, sementara Spanyol baru mengeluarkan peringatan gelombang panas. Sardinia di Italia telah menghimbau anak-anak untuk menghindari olahraga karena alasan kesehatan.
Baca Juga : Pemilu Parlemen Mendekat, Partai Oposisi India Bentuk Aliansi Hadapi BJP Pimpinan Modi
Amerika Serikat juga mengalami gelombang panas tanpa henti. Wilayah Phoenix berhasil memecahkan rekor suhu dalam 49 tahun terakhir.
Dari Washington hingga Beijing, pihak berwenang mendesak orang untuk tetap terhidrasi dan mencari perlindungan agar terhindar dari matahari. “Selatan Prancis juga sudah memecahkan rekor suhu tertinggi.”
Badan Meteorologi Dunia (WMO) memperingatkan bahwa tren gelombang panas ini belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.
John Nairn, penasihat senior di WMO, menekankan perlunya dunia bersiap menghadapi gelombang panas yang lebih intens. Efek pemanasan global terlihat jelas dalam peningkatan frekuensi dan intensitas peristiwa tersebut.
Kebakaran hutan terus melanda daerah-daerah di Yunani, termasuk hutan Dervenohoria. Di Kepulauan Canary, kebakaran telah memaksa ribuan penduduk mengungsi akibat kualitas udara yang buruk dan memaksa mereka untuk mengenakan masker.
Baca Juga : Kondisi Anak-Anak Yaman Akibat Perang dan Pengepungan
Italia dan Spanyol juga bergulat dengan suhu yang sangat panas, memicu peringatan darurat di beberapa daerah.
Sardinia dan Sisilia di Italia berisiko melampaui rekor panas di seluruh benua. Sebagai upaya, otoritas setempat memberlakukannya pembatasan termasuk membatasi kunjungan ke pantai dan melarang kegiatan olahraga terutama untuk kategori outdoor.
Perubahan iklim merupakan faktor signifikan yang berkontribusi terhadap peristiwa cuaca ekstrem ini.
Jutaan orang Amerika mengalami resiko kesehatan yang mengkhawatirkan, bahkan Layanan Cuaca Nasional pun mempraktikkan bagaimana agar bisa selamat dan tetap sehat dalam temperatur yang tinggi ini.
Phoenix di Arizona memecahkan rekor untuk satu hari berturut-turut dengan suhu 43 derajat celcius atau mungkin bahkan lebih tinggi lagi.
Baca Juga : Lavrov: Rusia Hormati Kedaulatan Integritas Teritorial Iran Sepenuhnya
Robert Vautard, direktur institut iklim Prancis, menyoroti bahwa gelombang panas di seluruh Eropa dan dunia adalah hasil dari berbagai faktor yang diperbesar oleh perubahan iklim.
Rekor suhu di beberapa bagian Asia telah menyebabkan hujan deras dan evakuasi di Cina selatan dan Vietnam.
Gelombang panas ekstrem bertepatan dengan pertemuan antara utusan iklim AS John Kerry dan pejabat China di Beijing, di mana mereka membahas pengurangan emisi pemanasan planet dan perlunya kepemimpinan global dalam masalah iklim.
Saat dunia bergulat dengan gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya, semakin jelas bahwa tindakan mendesak diperlukan untuk mengatasi perubahan iklim dan mengurangi dampaknya terhadap planet kita dan kehidupan orang-orang di seluruh dunia.
Baca Juga : Kapal Penyelamat Yaman Tiba di Pantai Al-Hudaidah