Berlin, Purna Warta – Pemerintah Jerman menghadapi biaya pinjaman tertinggi dalam 12 tahun di tengah merosotnya kepercayaan dunia usaha dan melonjaknya suku bunga.
Semangat bisnis di negara dengan perekonomian terbesar di Eropa ini memburuk selama lima bulan berturut-turut, berdasarkan survei yang dilakukan oleh lembaga Ifo, The Telegraph melaporkan, yang berujung pada melonjaknya biaya pinjaman Jerman.
Baca Juga : Polling: Penolakan Terhadap Biden Mencapai Nilai Tertinggi dalam Kepresidenan
Presiden Ifo Clemens Fuest mengatakan perekonomian Jerman “sedang berjalan di air”, setelah penurunan indeks iklim bisnis menjadi 85,7 dari 85,8 pada bulan Agustus.
Hal ini terjadi ketika perusahaan-perusahaan menyesuaikan diri dengan rekor suku bunga, yang dinaikkan oleh Bank Sentral Eropa menjadi 4 persen pada minggu lalu.
Imbal hasil (yield) obligasi Jerman bertenor 10 tahun telah melonjak ke level tertinggi sejak tahun 2011, naik hampir enam basis poin menjadi 2,79 persen, karena pasar bersiap menghadapi suku bunga yang akan tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.
Kepala Makro Global ING Carsten Brzeski mengatakan, “Bisnis Jerman, serta politisi dan seluruh perekonomian, secara bertahap mulai terbiasa dengan gagasan bahwa perekonomian berada dalam periode pertumbuhan yang lemah dalam jangka waktu yang lebih lama.”
Baca Juga : HRW: AS Gagal Memberikan Kompensasi kepada Korban Penyiksaan di Penjara Irak
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan Bank Sentral Eropa (ECB) benar dalam menaikkan suku bunga pada hari Kamis namun tindakan tersebut juga menghambat pembangunan perumahan di tengah kemerosotan besar di sektor ini.