Washington, Purna Warta – Reuters melaporkan pihak pentagon mengatakan pada hari Kamis (28/7) bahwa Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyetujui kemungkinan adanya penjualan peralatan militer asing ke Jerman mulai dari jet tempur siluman F-35 Lightning II, amunisi, dan peralatan militer lainnya.
Potensi penjualan untuk pesawat tempur siluman canggih itu terjadi setelah Kanselir Jerman Olaf Scholz berjanji untuk meningkatkan kekuatan militer negara itu, menyusul aksi militer Rusia di Ukraina.
Baca Juga : Penyerahan Surat Kepercayaan Konsul Jenderal Iran di Aleppo
Pentagon mengatakan kontraktor utama untuk kesepakatan itu termasuk Lockheed Martin Corp (LMT.N), Boeing Co (BA.N) dan Raytheon Technologies Corp (RTX.N).
Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan militer AS memberi tahu Kongres tentang kemungkinan kesepakatan pada hari Kamis (28/7).
Namun pemberitahuan tersebut tidak menunjukkan bahwa kontrak telah ditandatangani atau bahwa negosiasi telah mencapai kesimpulan.
Pimpinan Jerman telah mengatakan bahwa mereka akan membeli 35 jet tempur F-35 Amerika Serikat untuk menggantikan Tornado yang sudah tua.
Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan negaranya tertarik untuk membeli 35 pesawat tempur.
Baca Juga : Tehran Desak Taliban Untuk Menghilangkan Hambatan Realisasi Hak Air Iran
Menulis di Responsible Statecraft, Dan Grazier mengatakan “tidak ada yang yakin jika F-35 dapat beroperasi di lingkungan dengan ancaman tinggi yang telah didirikan pasukan Rusia di Ukraina.”
AS mengerahkan total enam pesawat tempur siluman F-35 Lightning II ke pangkalan di Estonia, Lituania, dan Rumania setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pada Februari sebuah “operasi militer khusus” di wilayah Donbas Ukraina untuk membela orang yang menjadi sasaran “genosida” di sana dan melawan pasukan pemerintah. Pihaknya menekankan bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina.
Beberapa hari sebelumnya, Amerika Serikat mengerahkan jet tempur F-35 ke Jerman sebagai bagian dari rencana untuk meningkatkan pasukan NATO di tengah meningkatnya ketegangan di Eropa Timur.
Jet dikirim ke pangkalan udara Spangdahlem dengan pilot, pengelola, dan personel pendukung. Hal ini telah diumumkan oleh Komando Cadangan Angkatan Udara.
Dikatakan bahwa pengerahan alat militer tersebut “sedang dilakukan dalam koordinasi penuh dengan pemerintah Jerman dan otoritas militer NATO.”
Baca Juga : Serangan Massa Rasis Paksa Warga Gipsi Spanyol Meninggalkan Rumah