Kazan, Purna Warta – Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menyatakan minat negaranya dalam perluasan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan negara-negara regional, khususnya dengan Iran di sektor energi.
Baca juga: Pezeshkian: Kesyahidan Safiuddin Membuka Babak Baru Perlawanan
Dalam pertemuan dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, yang diadakan di sela-sela KTT BRICS di Rusia pada hari Kamis, Pashinyan menggambarkan Iran sebagai tetangga penting dan teman dekat Armenia.
“Armenia akan terus memperluas hubungan baiknya dengan Iran dalam keadaan apa pun”, kata perdana menteri, seraya menambahkan bahwa prioritas utama kebijakan regional negaranya adalah mengembangkan interaksi dengan Iran.
Yerevan juga tertarik untuk mengembangkan hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral dan regional dengan Iran dan negara-negara lain di kawasan tersebut di berbagai bidang termasuk energi, katanya.
Sementara itu, Pezeshkian memuji Armenia sebagai sahabat dan tetangga baik Iran, dengan mengatakan Teheran berfokus pada perluasan hubungan dengan negara-negara tetangga, dan mendukung setiap gagasan yang bertujuan untuk memperkuat aliansi regional.
Pezeshkian merujuk pada BRICS, dengan mengatakan bahwa blok tersebut bertujuan untuk melawan totalitarianisme dan unilateralisme oleh AS dan negara-negara Barat lainnya yang mengancam dan memberi sanksi kepada negara lain tanpa logika apa pun dan hanya berdasarkan intimidasi dan tuntutan yang berlebihan.
Presiden Iran juga mengecam Amerika Serikat dan beberapa negara Barat lainnya atas apa yang ia gambarkan sebagai dukungan yang dapat dibenarkan terhadap genosida rezim Zionis di Gaza dan serangan terhadap rakyat Lebanon.
“Dengan mendukung tindakan biadab rezim Zionis untuk menyerang rumah sakit dan sekolah serta wanita dan anak-anak yang tidak berdaya dan tidak bersalah, AS dan negara-negara Barat telah menyebabkan berlanjutnya kejahatan ini”, kata Pezeshkian, menurut situs web resminya.
“Dukungan buta oleh AS dan negara-negara Eropa terhadap agresi rezim Zionis akan menyulut api di kawasan tersebut”, ia memperingatkan.
Baca juga: Pezeshkian: Dunia Tidak Lagi Mengikuti AS
Pezeshkian mencatat bahwa Iran menunda tanggapannya terhadap pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh oleh rezim Israel di Teheran pada bulan Juli, yang merupakan tamu resmi Republik Islam, untuk membantu mewujudkan gencatan senjata di Gaza.
Namun, presiden menambahkan, rezim tersebut mengintensifkan agresinya. Rezim ini dan para pendukungnya menunjukkan bahwa mereka tidak mematuhi prinsip-prinsip kemanusiaan dan hukum apa pun, kata Pezeshkian.