Paris, Purna Warta – Pihak berwenang di sebuah universitas bergengsi di Paris telah memanggil polisi untuk mengakhiri pendudukan mahasiswa pro-Palestina di sebagian kampus, sebuah metode protes yang sedang dilakukan di puluhan universitas di Amerika.
Penegakan hukum menghadapi para pengunjuk rasa, yang berjumlah sekitar 60 orang, dan menduduki kampus Saint Thomas universitas Sciences Po di lingkungan Saint Germain des Pres di ibu kota Prancis pada hari Rabu.
Para pengunjuk rasa menuntut universitas tersebut “memutus hubungan dengan universitas dan perusahaan yang terlibat dalam genosida [yang sedang berlangsung di Israel] di Gaza” dan “mengakhiri penindasan terhadap suara-suara pro-Palestina di kampus.”
Tak gentar dengan aparat, sebanyak 150 mahasiswa kembali berkumpul pada Kamis.
“Direktur telah melewati garis merah dengan memutuskan untuk mengirim polisi,” kata Ines Fontenelle, anggota Perkumpulan Mahasiswa di Sciences Po.
Juru bicara serikat pekerja Eleonore Schmitt juga mengatakan para mahasiswa akan terus melakukan mobilisasi “meskipun ada penindasan.”
Perkembangan ini terjadi di tengah perang genosida yang dilakukan rezim Israel pada 7 Oktober lalu di Jalur Gaza.
Lebih dari 34.300 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 77.200 lainnya terluka dalam perang yang dimulai rezim tersebut setelah operasi pembalasan oleh gerakan perlawanan di wilayah Palestina.
Serangan militer brutal ini mendapat dukungan militer dan politik tanpa pamrih dari sekutu Barat rezim Israel, termasuk Amerika Serikat dan Perancis.
Protes mahasiswa Paris terjadi di tengah protes yang sedang berlangsung di kampus-kampus dari pantai ke pantai di seluruh Amerika Serikat, termasuk Universitas Columbia, Universitas Yale, Universitas Brown di Providence, Rhode Island, Universitas Michigan di Ann Arbor, Institut Teknologi Massachusetts di Cambridge, dan Politeknik Negeri California di Humboldt.
Para mahasiswa Amerika juga meminta universitas-universitas mereka untuk memutuskan hubungan dengan rezim Israel, sambil menekan Washington untuk menghentikan dukungannya terhadap perang tersebut.