Moscow, Purna Warta – Dua jembatan di wilayah Rusia yang berbatasan dengan Ukraina runtuh akibat ledakan pada malam hari, menewaskan tujuh orang. Pihak berwenang Rusia pada Minggu menyatakan bahwa insiden ini diduga sebagai “aksi terorisme”.
Ledakan pertama terjadi di wilayah Bryansk, dekat perbatasan Ukraina, pada Sabtu malam. Jembatan jalan ambruk ke jalur kereta api di bawahnya, menyebabkan kereta penumpang tujuan Moskow anjlok dan menewaskan tujuh orang, menurut keterangan otoritas setempat.
Baca Juga : Media Israel: Ketakutan Meningkat di Israel akibat Kecaman Global
Di wilayah tetangga, Kursk, jembatan rel kereta lainnya juga meledak pada dini hari Minggu. Ledakan itu menyebabkan kereta barang tergelincir dan masinisnya mengalami luka-luka.
Hingga kini, pihak berwenang belum menyebutkan siapa yang bertanggung jawab atas dua ledakan tersebut. Namun, penyelidikan kriminal sudah resmi dibuka.
Video di media sosial dari wilayah Bryansk memperlihatkan tim penyelamat memanjat reruntuhan kereta milik Russian Railways yang hancur. Dalam salah satu video, terdengar teriakan panik dari lokasi kejadian.
“Ada tujuh orang yang tewas akibat runtuhnya jembatan ke atas jalur kereta api,” ujar Gubernur Bryansk, Alexander Bogomaz, lewat Telegram. Ia menambahkan bahwa 71 orang terluka, dan 44 di antaranya dirawat di rumah sakit.
Sementara itu, di wilayah Kursk, sebuah kereta barang tergelincir ketika jembatan rel ambruk. Sebagian dari lokomotif jatuh ke jalan di bawahnya. Gubernur Kursk, Alexander Khinshtein, melaporkan bahwa peristiwa ini terjadi di distrik Zheleznogorsk saat kereta sedang melintas di atas jembatan.
Baca Juga : India Akui Kehilangan Jet Tempur dalam Bentrokan Udara Mei dengan Pakistan
“Salah satu masinis mengalami cedera pada kakinya, dan seluruh kru kereta telah dibawa ke rumah sakit,” jelasnya.
Penyelidik Rusia belum merinci siapa pelaku di balik ledakan ini. Namun, juru bicara Komite Investigasi Rusia menyebut insiden ini sebagai aksi terorisme, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Anggota senior parlemen dari partai penguasa, Andrey Klishas, langsung menuduh Ukraina sebagai pelaku, menyebut negara itu sebagai “sarang teroris”.