London, Purna Warta – Lebih dari 250.000 hari kerja di Inggris hilang akibat pemogokan pada bulan April, angka resmi ini terungkap pada hari Selasa (13/6).
The Daily Mail melaporkan, dampak aksi industri di sektor publik terungkap dalam data terbaru dari ONS.
Pemogokan menelan biaya 257.000 hari, dengan melibatkan 166.000 staf. Sejak perselisihan tentang gaji dan kondisi krisis meningkat pada Agustus tahun lalu, dan 3,5 juta hari telah hilang.
Baca Juga : Iran – Venezuela Tandatangani 19 Dokumen Kerja Sama Selama Kunjungan Presiden Raisi
Serikat pekerja yang mewakili pegawai negeri, pekerja kereta api dan kesehatan telah mengkampanyekan kenaikan upah untuk mengikuti inflasi yang melonjak.
Dokter junior akan keluar selama 72 jam dari jam 7 pagi pada hari Rabu dalam sengketa pembayaran yang sedang berlangsung.
Hampir semua perawatan rutin atau terencana dapat berdampak dalam beberapa cara, menurut Profesor Stephen Powis, direktur medis nasional NHS Inggris.
Angka ONS terpisah menunjukkan upah sektor publik telah meningkat sebesar 5,6 persen, tertinggi sejak 2003.
Namun, gaji masih tertinggal jauh di belakang inflasi, dengan para menteri memperingatkan adanya kenaikan harga yang lebih.
Sekretaris Jenderal Trades Union Congress (TUC) Paul Nowak berkata, “Upah masih belum mengikuti inflasi dan anggaran keluarga tidak dapat menahan tekanan lagi.”
“Tidak heran para pekerja dengan enggan melakukan aksi mogok untuk mempertahankan standar hidup mereka. Mereka telah terpojok dan didorong ke titik kehancuran,” tambah Nowak.
ONS mengatakan upah keseluruhan tidak termasuk bonus 7,2 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya selama tiga bulan hingga April. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan rata-rata 6,9 persen.
Baca Juga : PBB: Bahaya Kecerdasan Buatan (AI) Tidak Kurang Dari Ancaman Perang Nuklir
Bila dibandingkan dengan inflasi CPI, total upah turun 3 persen per tahun pada rata-rata yang bergulir tiga bulan. Gaji reguler turun 3,3 persen pada basis yang sama.
Data pekerjaan bulan April adalah yang pertama memasukkan dampak kenaikan upah minimum sebesar 9,7 persen, dan akan dianalisis dengan cermat oleh Bank of England ketahanan dalam menghadapi inflasi ini.