Berlin, Purna Warta – Seorang pria bersenjata melancarkan aksi penembakan di sebuah Universitas Heidelberg barat daya Jerman pada hari Senin (24/1) hingga menewaskan seorang yang wanita muda dan melukai tiga orang lainnya.
Pelaku tersebut adalah seorang pria yang berusia 18 tahun yang merupakan warga negara Jerman.
Ia sempat melarikan diri dari tempat kejadian hingga akhirnya mengakhiri nyawanya sendiri dengan cara bunuh diri.
Baca Juga : Mencari Islam yang Menjadi Rahmat bagi Sekalian Alam
Dilansir dari AFP, sebelum melakukan penembakan pria tersebut mengirim pesan teks WhatsApp yang berbunyi “Orang harus dihukum sekarang.” kata kepala polisi Mannheim Siegfried Kollmar pada konferensi pers.
Pelaku melepaskan tembakan secara liar di sekitar amfiteater. Polisi menduga pelaku tidak memiliki motif agama atau politik.
Kanselir Olaf Scholz terkejut atas serangan itu. Dia mengatakan pikirannya tertuju pada para korban dan kerabat mereka. “Hati saya hancur mendengar berita seperti itu,” katanya.
Menurut keterangan dari polisi setempat pria bersenjata itu adalah pelaku tunggal yang menggunakan senjata laras panjang. Bahkam pelaku meninggalkan amfiteater sebelum bunuh diri.
Baca Juga : Pria Sembunyi di Roda Pesawat 11 Jam Perjalanan dari Afrika ke Belanda
Kejadian itu memicu polisi untuk membuat operasi besar-besaran di kampus Universitas Neuenheimer Feld dan mendesak orang-orang untuk menjauhi daerah tersebut agar petugas penyelamat dan layanan darurat dapat bergerak dengan bebas.
Polisi mengerahkan anjing pelacak di sekitar kampus, dan penyelidik memeriksa senapan yang tergeletak di samping tas ransel berwarna krem.
Heidelberg adalah kota universitas di negara bagian Baden-Wuerttemberg dan rumah bagi populasi sekitar 160 ribu orang.
Universitas Heidelberg, didirikan pada 1386, adalah universitas tertua di Jerman dan salah satu yang paling bergengsi di Eropa.
Universitas ini memulai kembali kelas tatap muka pada Oktober setelah berbulan-bulan belajar jarak jauh karena pandemi virus corona.
Baca Juga : Kesepakatan Sementara atau Semacamnya Tidak Pernah Ada Dalam Agenda Kami
Mahasiswa harus menunjukkan bahwa mereka divaksinasi terhadap Covid, pulih atau memiliki tes negatif baru-baru ini jika ingin memasuki gedung universitas.