Tehran, Purna Warta – Menjelang peringatan kesyahidan Soleimani, kementerian luar negeri mengumumkan di halaman twitter-nya bahwa Amerika Serikat telah membuat kesalahan besar dengan membunuh Komandan Soleimani dengan cara pengecut.
Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran mengumumkan hari ini (Selasa) pada malam peringatan pertama kesyahidan Jenderal Qasem Soleimani, Komandan Pasukan Quds Pengawal Revolusi: Amerika Serikat telah melakukan kesalahan besar dalam membunuh Syahid Soleimani. Pemungutan suara anggota parlemen Irak untuk mengusir pasukan Amerika menandai awal dari akhir kejahatan AS ini di wilayah kami.
Di dalam twitter-nya dituliskan: “Wilayah kami telah cukup menderita karena intervensi rezim AS yang melanggar hukum.”
Kementerian luar negeri telah menggunakan tagar “Kami tidak akan pernah memaafkan, kami tidak akan pernah lupa.”
Pada pagi hari Jumat, 13 Januari 2020, beberapa jam setelah berita tentang roket menghantam dua kendaraan di dekat bandara Baghdad, yang mengakibatkan syahidnya Jenderal Qasem Soleimani dan Abu Mahdi Al-Mohandes, Al-Hashd al-Shaabi di Irak mengumumkan serangan udara AS tersebut, dan satu jam kemudian IRGC mengkonfirmasi berita tersebut.
Menyusul berita ini, Departemen Pertahanan AS (Pentagon) mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Syahid Soleimani dan Abu Mahdi al-Mohandes, dan mengakui dalam sebuah pernyataan bahwa pembunuhan itu diperintahkan oleh Presiden AS langsung.
Presiden AS Donald Trump juga menuduh bahwa komandan Soleimani merencanakan serangan terhadap diplomat dan tentara Amerika Serikat, oleh sebab itu dia sendirilah yang telah memerintahkan pembunuhan komandan Soleimani.
Terkait hal ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri, Said Khatibzadeh, baru-baru ini membuat pernyataannya bahwa Republik Islam Iran, sebagaimana telah berulang kali dinyatakan, akan terus melakukan tindakan hukum internasional terkait dengan kriminal dan pembunuhan secara pengecut terhadap Syahid Soleimani. Pihaknya tidak akan memaafkan atau melupakan aksi teroris AS ini.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri juga menyatakan dalam pertemuan mingguan dengan wartawan kemarin (Senin): Kami tidak akan membiarkan darah syuhada diinjak-injak dan mereka yang melakukannya tidak akan diampuni.
Baca juga: Wawancara Khusus dengan Sekjen Hizbullah