Dakar, Purna Warta – Penundaan pemilu memicu keributan dan bentrok di banyak kota di Senegal. Seorang pelajar tewas di tengah-tengah bentrok dengan polisi ini, kata salah satu rumah sakit.
Baca Juga : Hamas Tuntut Israel Stop Serang Gaza, Netanyahu: Delusional!
Di ibukota Senegal, Dakar para petugas keamanan terpaksa menembakkan gas air mata dan granat setrum untuk membubarkan massa.
Pemilu yang seharusnya diadakan pada 25 Februari, pada minggu lalu diputuskan untuk menunda pemilu hingga 15 Desember mendatang. Sebelumnya Presiden Macky Sall menyebutkan bahwa pemilu ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan karena adanya perselisian terkait kelayakan para kandidat. Anggota parlemen akhirnya memperpanjang jabatan Macky Sall sebagai Presiden selama 10 bulan, yang kemudian memicu bentrok.
Oposisi menyebutkan bahwa dalam keadaan semacam ini, reputasi Senegal sebagai benteng demokrasi di wilayah tidak stabil Afrika barat ini akan rusak. Pemimpin oposisi Khalifa Sall – tidak ada hubungan dengan Macky Sall – menyebut penundaan pemilu ini sebagai kudeta konstitusional. ECOWAS atau blok Afrika barat meminta Senegal untuk mengembalikan tanggal pemilu seperti sebelumnya sesuai konstitusi demi menyudahi bentrok.
Baca juga: Media dan Pemerintah Amerika Geger Terkait Wawancara Putin
Senegal sejak lama dikenal sebagai negara paling stabil di daerah Afrika barat. Dan satu-satunya negara Afrika barat yang belum pernah mengalami kudeta militer.