Tokyo, Purna Warta – Sejak dini hari saat menyiarkan berita tentang potensi kecelakaan yang melibatkan helikopter yang membawa Presiden Iran, TV dan media Jepang telah memberikan informasi terkini dengan cermat dari waktu ke waktu.
Pembaruan ini muncul tidak hanya di berbagai saluran penting dan paling banyak ditonton, tetapi juga sebagai subtitle antar segmen untuk pemirsa Jepang. Sepanjang liputan ini, masyarakat Jepang sangat menyadari kekhawatiran dan kecemasan yang dirasakan masyarakat Iran mengenai kemungkinan insiden tragis tersebut.
Baca Juga : Presiden Kolombia Perintahkan Pembukaan Kedutaan Besarnya di Palestina
Penggambaran media mengenai upaya pencarian tersebut, termasuk adegan jutaan warga Iran yang mati-matian mencari berita tentang helikopter presiden, telah memikat pemirsa Jepang. Para ahli terkemuka dan ahli Iran elit Jepang telah menganalisis dan mengevaluasi kinerja presiden dan kebijakan regional Kementerian Luar Negeri dan pemerintahan Raisi untuk para hadirin.
Menyusul konfirmasi kematian presiden dan menteri luar negeri, televisi Jepang menggambarkan kesedihan mendalam rakyat Iran. Liputan ini mendapat simpati luas dari masyarakat Jepang, yang menyampaikan belasungkawa kepada setiap orang Iran yang mereka temui. Pelaporan yang mendetail dan penuh semangat mengenai Iran jarang terjadi, karena kasus-kasus sebelumnya hanya terbatas pada kerusuhan tahun 2022, dan kematian Jenderal Qassem Soleimani, yang diberitakan dengan lebih hati-hati mengenai reaksi masyarakat Iran.
Selain itu, diskusi yang dilakukan oleh para ahli Jepang mengenai urusan Iran, yang memperkirakan kemungkinan besar penggantian Raisi sebagai pemimpin Iran, telah menghasilkan program analitis dan diskusi meja bundar tentang masa depan Iran.
Persoalan suksesi mempunyai arti khusus bagi orang Jepang, yang juga menghadapi kekhawatiran serupa mengenai suksesi kekaisaran mereka sendiri.
Baca Juga : Disela Pemakaman Mendiang Raisi, Tokoh-tokoh Front Perlawanan Bersidang di Teheran
Dengan hanya enam tahun masa pemerintahan kaisar saat ini dan hanya memiliki satu anak perempuan, topik ini sering menjadi bahan diskusi di kalangan masyarakat Jepang di tingkat komunitas dan universitas.
Alhasil, persoalan suksesi kepemimpinan Iran menjadi topik yang menonjol di media Jepang.