Beijing, Purna Warta – Utusan Tiongkok untuk PBB memperingatkan tentang konsekuensi dan ketegangan regional yang akan terjadi akibat serangan militer Amerika Serikat dan Inggris baru-baru ini terhadap Yaman.
Baca Juga : Presiden Namibia Tegur Jerman yang Dukung Israel dalam Kasus Genosida
Zhang Jun menyampaikan pernyataan tersebut pada pertemuan Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat, sehari setelah sekutu Barat menyerang negara Semenanjung Arab dengan pesawat tempur dan rudal Tomahawk. Serangan itu terjadi sebagai tanggapan atas serangan Yaman untuk mendukung Jalur Gaza yang berada di bawah perang genosida dan Israel yang didukung Washington.
“Aksi militer yang dilancarkan AS dan Inggris terhadap Yaman tidak diragukan lagi akan memperburuk ketegangan regional,” kata Zhang.
“Kami menyerukan semua pihak untuk secara efektif mematuhi Piagam PBB dan hukum internasional. Dan melakukan upaya bersama untuk menjaga perdamaian dan keamanan di Laut Merah dan Timur Tengah,” tambahnya.
Baca Juga : Pangkalan Militer AS di Suriah Timur Dihujani Roket
Pejabat Tiongkok itu juga menyasar tuduhan munafik rezim Israel terhadap PBB yang tidak mampu memberikan bantuan kemanusiaan untuk Gaza di tengah gencarnya perang Israel.
“Israellah yang terus melakukan pemboman tanpa pandang bulu terhadap Gaza, dan telah menempatkan banyak hambatan yang menghalangi akses terhadap pasokan kemanusiaan. Namun Israel juga yang menuduh PBB tidak memiliki kemampuan untuk memberikan bantuan kemanusiaan. Ini benar-benar tidak dapat diterima. Zhang menunjukkan.
Dalam pertemuan tersebut, Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour juga menyerukan penghentian segera perang Israel. “Jika Anda ingin mengirimkan bantuan kemanusiaan dalam skala besar, jika Anda ingin mencegah pengungsian paksa, jika Anda ingin pasukan petugas kemanusiaan dari PBB dapat memberikan bantuan kemanusiaan ke setiap sudut di Jalur Gaza, Anda tidak bisa. lakukan tanpa gencatan senjata,” kata Mansour.
Baca Juga : Nasrallah: Israel Tidak Mencapai Tujuan Apa pun di Gaza Setelah 100 Hari
Lebih dari 23.500 warga Palestina, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, telah tewas sejauh ini dalam kampanye militer yang dimulai rezim Israel pada tanggal 7 Oktober setelah operasi yang dilakukan oleh gerakan perlawanan Gaza.