Beijing, Purna Warta – Tiongkok mengecam laporan lembaga pemikir terkemuka Amerika Serikat mengenai penggunaan penelitian ilmiah Tiongkok di Samudera Hindia untuk keperluan militer, dan memperingatkan bahwa laporan tersebut memberikan “amunisi” kepada negara-negara yang bertekad membangun “narasi ancaman Tiongkok”, kata media pemerintah.
Baca Juga : Pangkalan Militer AS di Suriah Timur Dihujani Roket
Laporan yang diungkapkan oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) yang berbasis di Washington, “muncul pada saat beberapa negara perlu membuat narasi ‘ancaman Tiongkok’ di kawasan Samudera Hindia dan memberi mereka amunisi”, menurut pernyataan tersebut. tabloid yang dikendalikan Global Times mengatakan dalam sebuah editorial.
“Waktu pembuatan laporan ini sangat rumit,” mengingat Maladewa dan Tiongkok sedang meningkatkan hubungan setelah terpilihnya Presiden Mohamed Muizzu, sementara Sri Lanka, di bawah tekanan India, baru-baru ini menangguhkan kapal-kapal penelitian asing, termasuk dari Tiongkok, untuk mengunjungi pelabuhan-pelabuhannya.
“Skala aktivitas Tiongkok sangat besar, dan batasan antara penelitian sipil dan militer sangat kabur,” karena studi menyeluruh mengenai kedalaman laut, arus, dan suhu sangat penting bagi pertumbuhan operasi kapal selam Tiongkok, kata studi tersebut.
Baca Juga : Nasrallah: Israel Tidak Mencapai Tujuan Apa pun di Gaza Setelah 100 Hari
Beijing, yang “operasi surveinya sangat terkonsentrasi di sepanjang pinggiran maritimnya di Laut Cina Selatan dan Samudra Pasifik bagian barat,” kini juga “mengincar Samudra Hindia, sebuah arena persaingan yang muncul antara Beijing dan New Delhi,” ungkapnya. dikatakan.
“Pendekatan penggunaan ganda Tiongkok terhadap penelitian oseanografi menimbulkan pertanyaan tentang sifat dari kegiatan ini. Banyak kapal yang menjalankan misi untuk tujuan damai juga mampu memberikan data penting kepada PLA tentang lautan di dunia. Ekspansi ini menimbulkan tantangan besar bagi para pemain utama di kawasan seperti India, serta Amerika Serikat dan sekutunya.” Tambahnya.
Sementara itu, Global Times membenarkan penelitian yang sedang dilakukan tersebut, dengan menyatakan bahwa Tiongkok dan mitra regionalnya sedang mengeksplorasi ekologi alam di wilayah tersebut “tanpa agenda tersembunyi apa pun”.
“Samudra Hindia adalah salah satu samudra yang paling sedikit dipahami oleh komunitas ilmiah, dan alasan mendasarnya adalah kurangnya observasi di lokasi yang memadai,” tulis Global Times.
Baca Juga : Rencana Provokatif Inggris terhadap Posisi Tentara Yaman
“Misteri yang belum terpecahkan seputar Samudera Hindia tidak hanya mengakibatkan kerugian ilmiah tetapi juga menyiratkan ketidakpastian yang dihadapi negara-negara Samudera Hindia dalam hal iklim, arus laut, eksplorasi sumber daya, dan aspek lainnya,” lanjutnya.