Beijing, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi telah menyoroti hubungan dekat negaranya dengan Iran, dengan mengatakan kerja sama tersebut tidak akan dipengaruhi oleh negara lain.
Baca juga: Aktivisme Bukanlah Terorisme: Kampanye Israel-AS-Inggris Bungkam Suara pro-Palestina
Ia menyampaikan pernyataan tersebut pada hari Kamis selama pertemuan dengan Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran (SNSC) Ali Akbar Ahmadian di St. Petersburg, Rusia. Pertemuan tersebut berlangsung di sela-sela pertemuan puncak pejabat keamanan negara-negara BRICS.
Wang mengatakan Tiongkok mendukung kedaulatan dan integritas teritorial negara Iran sebagai kekuatan regional yang besar. Ia juga menekankan bahwa hubungan Teheran-Beijing tidak akan dipengaruhi oleh negara lain.
Tiongkok mematuhi perjanjian kemitraan strategis 25 tahun yang ditandatangani dengan Iran, katanya, seraya mencatat bahwa negara tirai bambu tersebut tengah menjajaki area kerja sama baru dengan Republik Islam tersebut.
Diplomat tinggi tersebut selanjutnya menyatakan kesiapan Tiongkok untuk mengembangkan kerja sama dengan Iran terkait koridor transportasi.
Tiongkok dan Iran menghadapi tantangan dan ancaman yang sama, dan oleh karena itu, mereka harus bekerja sama satu sama lain dan menggagalkan rencana Amerika Serikat, tegasnya.
Ahmadian, pada bagiannya, mengatakan bahwa Republik Islam tersebut memiliki kebijakan tetap terhadap Tiongkok dan bahwa ia mengikuti kebijakan untuk meningkatkan hubungan.
Pemerintah Iran telah memasukkan dalam agendanya penghapusan hambatan terhadap pelaksanaan perjanjian kerja sama dengan Tiongkok, katanya.
Baca juga: Tel Aviv Tidak Lagi Bisa Mengandalkan Sistem Anti-Rudalnya
Ahmadian juga menekankan bahwa kerja sama bilateral dan multilateral antara Iran dan Tiongkok membantu memperkuat perdamaian dan stabilitas regional dan internasional. China adalah mitra dagang terbesar Iran. Kedua negara tersebut dikenai sanksi ilegal yang berbeda-beda yang dijatuhkan oleh AS.
Kedua negara menandatangani kesepakatan kemitraan strategis jangka panjang pada Maret 2021 dalam upaya untuk memperkuat aliansi ekonomi dan politik mereka yang telah lama terjalin.