Beijing, Purna Warta – Tiongkok memuji hubungan diplomatik antara Teheran dan Beijing, dan menyatakan antisipasi untuk diskusi “mendalam” dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi selama kunjungannya yang direncanakan ke negara Asia tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Guo Jiakun menyampaikan pernyataan tersebut pada hari Selasa menjelang kunjungan Araghchi ke Beijing, dengan mengatakan kedua negara akan berupaya untuk “memperdalam rasa saling percaya politik.”
“Kedua pihak akan melakukan pertukaran mendalam tentang hubungan bilateral Tiongkok-Iran dan isu-isu penting internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama,” katanya.
Juru bicara tersebut lebih lanjut mencatat bahwa selama 54 tahun sejak terjalinnya hubungan diplomatik, Tiongkok dan Iran telah menikmati persahabatan tradisional, saling menghormati, saling percaya, dan dukungan.
“Kedua negara telah mendorong perkembangan hubungan bilateral yang sehat dan stabil serta berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas regional dan dunia,” imbuhnya. Araghchi akan mengunjungi Tiongkok pada tanggal 23 April atas undangan Anggota Biro Politik Komite Sentral PKT dan Menteri Luar Negeri Wang Yi.
Kunjungannya dipandang sebagai langkah penting dalam memperdalam rasa saling percaya politik antara kedua negara, mendorong kerja sama di berbagai bidang, dan bersama-sama menegakkan multilateralisme.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baqaei mengumumkan bahwa Araghchi akan melakukan perjalanan ke Tiongkok pada hari Selasa. Kunjungan Araghchi dilakukan menjelang putaran ketiga perundingan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat.
Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Iran. Kedua negara tersebut dikenakan sanksi ilegal yang berbeda-beda oleh AS.
Mereka telah menikmati hubungan dekat dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah Amerika Serikat memberlakukan kembali sanksi terhadap ekonomi Iran pada tahun 2018 setelah secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015. Sebagai mitra komersial terbesar Iran, Tiongkok membeli sejumlah besar minyak Iran, seringkali dengan harga diskon, meskipun ada sanksi.
Iran dan Tiongkok telah secara signifikan memperkuat hubungan bilateral mereka dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah penandatanganan Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif selama 25 tahun pada tahun 2021.