Kabul, Purna Warta – Taliban mengecam keputusan “tidak adil” Presiden AS Joe Biden untuk mengembalikan hanya setengah dari aset $7 miliar milik Afghanistan yang saat ini ditahan di Amerika Serikat.
Sekitar lima bulan setelah menyelesaikan penarikan pasukan dari negara yang dilanda perang, Biden pada pekan lalu menandatangani sebuah kebijakan eksekutif terkait pembebasan dana Afghanistan yang dibekukan yang akan dibagi dua; untuk bantuan kemanusiaan ke Kabul dan untuk kompensasi bagi korban 9/11.
Baca Juga : Yaman: Penargetan Warga Sipil Tidak akan Dibiarkan Tanpa Balasan
“Jika Amerika Serikat tidak merubah kebijakannya dan terus melanjutkan tindakan provokatifnya itu, Imarah Islam Afghanistan juga akan terpaksa untuk mempertimbangkan kembali kebijakannya terhadap negara Amerika itu,” kata juru bicara Taliban Afghanistan dalam sebuah pernyataan, Senin.
“Imarah Islam sangat menolak tindakan Biden yang tidak dapat dibenarkan dan menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap hak semua warga Afghanistan,” Arab News mengutip pernyataan juru bicara taliban itu.
Ia menambahkan bahwa serangan 11 September itu tidak ada hubungannya dengan aset Afghanistan.
Taliban memperingatkan bahwa langkah AS akan merusak hubungannya dengan rakyat Afghanistan.
Baca Juga : Konferensi Wina, Demi Keputusan Akhir atau Kepuasan Israel?
Secara terpisah, Mullah Yaqoob, penjabat menteri pertahanan Afghanistan, saat berbicara dengan media internasional menyebut keputusan itu kejam, menambahkan bahwa tidak ada warga Afghanistan yang terlibat dalam insiden 9/11.